Persib menang di laga final leg 2 melawan Madura United, Jumat (31/5). Kemenangan itu dirayakan dengan meriah oleh Bobotoh.
Bobotoh mulai tumpah ruah di Gedung Sate. Bahkan, kemenangan Persib dirayakan dengan menyalakan flare.
Bobotoh Penuhi Tiap Sudut Bandung, Lalu Lintas Padat
Tak hanya di Gedung Sate, setiap sudut jalan di Bandung penuh dengan Bobotoh yang bersuka cita dengan kemenangan Persib. Titik jalan yang dipadati Bobotoh di antaranya Dago di bawah Flyover Pasopati, Jalan Gatot Subroto, Batununggal, dan di Soreang. Perayaan itu dirayakan lengkap dengan berbagai atribut seperti bendera, syal, dan kostum tim.
Bobotoh juga menumpuk di Pintu Tol Pasteur karena menunggu Persib yang sedang dalam perjalanan pulang. Karena menimbulkan kepadatan, Jasamarga Metropolitan Tollroad memutuskan mengalihkan kendaraan yang akan keluar Tol Pasteur menjadi Tol Baros.
"Hal ini dilakukan akibat kepadatan yang terjadi di jelang dan setelah Gerbang Tol Pasteur imbas aksi konvoi pendukung tim sepak bola Persib Bandung mulai dari Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Padalarang menuju Gedung Sate pada Sabtu, 1 Juni mulai pukul 12.44 WIB," kata Senior Manager Representative Office 3 Jasamarga Metropolitan Tollroad, Agni Mayvinna.
1 Orang Tewas saat Ikut Konvoi
Sayangnya, tidak semua momen membahagiakan terjadi di konvoi kemenangan Persib. Seorang pelajar meninggal dunia setelah terjatuh dari atas mobil saat konvoi Persib Bandung juara di flyover Pasupati, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung.
Kanit Gakkum Polrestabes Bandung AKP Arif mengatakan, pelajar yang tewas seorang laki-laki berinisial MK.
"Iya kejadian tadi sekitar jam 15.30 WIB, korban terjatuh saat konvoi," ujarnya saat dikonfirmasi.
Arif menjelaskan, dalam penyelidikan korban diduga terjatuh akibat pengendara mobil tidak tertib saat berkendara.
"Berawal dari korban sedang berada di atas kendaraan, kemudian melaju dari arah timur ke arah barat di flyover. Setibanya di TKP diduga terjatuh dari kendaraan tersebut," jelasnya.
Akibat kecelakaan itu, korban mengalami luka dan meninggal di lokasi kejadian. Jasad sudah dibawa ke RS Hasan Sadikin Kota Bandung.
Pengalaman Tak Menyenangkan Warga Bandung dengan Mobil Pelat B
Kejadian tak menyenangkan juga dialami Vivi Listia. Saat Bobotoh konvoi, Vivi sedang berkendara bersama keluarganya.
Mobil yang dikendarai Vivi berpelat nomor B. Pelat tersebut dipakai untuk kendaraan yang berasal dari Jakarta.
Rupanya ada Bobotoh anarkis yang memecahkan kaca mobilnya. Padahal, di kursi tengah terdapat anak kecil. Momen itu pun dibagikan lewat media sosial.
"Kaca saya dipecahkan dengan besi panjang yang notabenenya ada anak saya yang besar dan kecil di bawah kaca tersebut," terang Vivi membagikan kisahnya di Instagram, kumparan telah mendapat izin untuk mengutipnya.
Kejadian tersebut terjadi ketika Vivi, suami, dan anak-anaknya dalam perjalanan pulang ke Padalarang dari Bandung.
"Semalam setelah pulang kerja, seperti hari-hari sebelumnya, kami menjemput anak-anak kami yang dijaga oleh orang tua kami selama saya dan suami kerja," ungkap Vivi.
"Di perjalanan, ada oknum-oknum Bobotoh yang meneriaki mobil kami hanya karena berpelat nomor B," sambung dia.
Vivi melanjutkan, suaminya tak menggubris teriakan itu. Namun hal tersebut tak membuat oknum-oknum berhenti. Mereka menghampiri mobil Vivi dan memecahkan kaca mobilnya. Hal tersebut sontak membuat anak-anaknya menangis kesakitan.
Vivi juga mengaku kalau dia sempat berteriak mengatakan kalau dirinya juga orang Bandung. Selain itu, dia telah coba memberitahukan bahwa ada anak-anak di dalam mobilnya.
Aksi merugikan itu baru berhenti saat ada salah seorang yang menurut Vivi bagian juga dari para oknum itu untuk menahan perbuatan mereka. Sehingga pada akhirnya mobil yang ditumpangi keluarga Vivi pun bisa kembali jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar