Jul 15th 2023, 23:39, by Fachrul Irwinsyah, kumparanNEWS
Potongan tubuh manusia yang ditemukan di Gimberan, Merdikorejo, Kecamatan Tempel, Sleman diduga berkaitan dengan kasus mutilasi yang terjadi di Kecamatan Turi, Sleman.
Jadi sebelumnya di wilayah Kecamatan Turi, tepatnya di area Jembatan Kelor, wilayah Bangunkerto ditemukan dua potongan kaki, tangan sebelah kiri, potongan besar daging dan diduga usus. Bagian tubuh manusia itu ditemukan pertama kali pada Rabu (12/7).
Kemudian pada Sabtu (15/7) ada potongan tubuh manusia yang kembali ditemukan yakni kepala, bagian tangan dan kaki. Bagian tubuh ini ditemukan di Merdikorejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman.
Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi mengatakan ada dugaan potongan tubuh manusia itu berkaitan meski ditemukan di lokasi yang berbeda.
"Dugaannya ke sana. Iya kita baru melakukan penyelidikan ke sana. Baru dugaan ya semuanya baru dugaan," ujar FX Endriadi kepada wartawan, Sabtu (15/7).
Lebih jauh Endriadi menjelaskan potongan kepala ditemukan dalam kondisi terkubur.
"Iya kita dapatnya di kubur tadi kepalanya," jelasnya.
Potongan tubuh yang ditemukan ini lalu dibawa ke RS Bhayangkara untuk diidentifikasi lebih lanjut.
Dari hasil sementara, korban diduga berjenis kelamin laki-laki. Sementara identitas korban belum terungkap. Begitu juga dengan pelakunya.
Jul 15th 2023, 22:25, by Fachrul Irwinsyah, kumparanNEWS
Menko Polhukam Mahfud MD mengingatkan masyarakat untuk berpartisipasi pada Pemilu 2024 nanti. Ia mengakui tidak ada calon pemimpin yang sempurna, maka itu keputusan memilih pemimpin dapat dilihat dari kelemahan calon yang akan dipilih.
"Semuanya pasti ada kelemahannya oleh sebab itu rakyat memilih dengan cara menghitung kelemahan orang calon wakil rakyat, calon pemimpin itu yang kelemahannya lebih sedikit dibanding yang lain jika menurut penilaian hati saudara sendiri," kata Mahfud di DIY, Sabtu (15/7).
Mahfud juga meminta jangan ada berita hoaks selama masa Pemilu 2024. Hal ini untuk menjaga pemilu berlangsung damai.
"Jangan bikin berita hoaks tentang pemilu biar pemilu berjalan dengan damai," ujar Mahfud.
"Menurut saya pemilu sekarang ini relatif lebih damai karena sudah tinggal 4 bulan lagi penentuan calon dan alhamdulillah kita tenang tidak ada kekerasan fisik kekerasan politik," tambah mantan Ketua MK itu.
Kondisi itu, lanjut Mahfud berbeda dengan yang terjadi pada Pemilu 2019. Menurutnya pada 2019 gelombang kekerasan politik sudah terasa bahkan 3 tahun sebelum pemilu.
"Kalau dulu tahun 2019, 3 tahun sebelumnya sudah bergelombang kekerasan kekerasan politik, kekerasan fisik. Sekarang alhamdulilah sudah kurang 4 bulan semuanya berjalan aman dan damai," pungkasnya.