Warna rilis single Rahasia Hati. Foto: Dok. Istimewa
Grup vokal Warna baru saja merilis single terbaru. Grup beranggotakan Sarwana Thamrin, Stephen Kurniawan, Ria, Dea Mirella, Nina Tamam, dan Ary Kirana, merilis lagu berjudul Rahasia Hati.
Rahasia Hati sebelumnya dipopulerkan oleh band Element pada 2002 silam. Akan tetapi, Warna menyuguhkan harmonisasi vokal khasnya dalam lagu tersebut.
Sentuhan pop dan jazz tersebut juga memberikan nuansa lebih segar di lagu tersebut. Pencipta lagu tersebut, Ferdy Element, mengungkapkan bahwa Dea lah yang menginginkan lagu tersebut untuk dinyanyikan ulang oleh Warna.
"Waktu Dea pas podcast, tiba-tiba Dea bilang dia suka. Kita nyanyiin pakai piano, minta nada dasar perempuan. Dia bilang mau bawain lagu ini," kata Ferdy dalam konferensi pers yang digelar di Sarinah, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Warna rilis single Rahasia Hati. Foto: Dok. Istimewa
Berawal dari obrolan tersebut Ferdy tak segan memberikan izin untuk Warna membawakan kembali lagu Rahasia Hati. Ferdi mengatakan bahwa dirinya puas mendengar Rahasia Hati versi Warna.
"Kemaren gue belum sempat dengar lagunya tapi hasilnya, luar biasa banget lagunya," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ary Kirana, menyebut bahwa mereka sangat menyukai lagu tersebut. "Kita senang (dengan lagu ini)," ujar Ary Kirana.
Hal senada disampaikan oleh personel Warna lainnya, Nina Tamam. Nina menjelaskan bahwa dia mengaku sangat senang dengan perilisan single terbaru Warna itu.
"Sebetulnya ini adalah single ketiga Warna setelah kami berenam pertama itu Takan Pernah Mati, kemudian single kedua Warnailah dan ini single ketiga," tandasnya.
Rahasia Hati memberi ruang eksplorasi vokal bagi Warna. Khususnya dalam permainan harmoni yang menjadi ciri khas mereka.
Meski dibawakan dengan nuansa berbeda, Warna tetap mempertahankan makna yang dalam dari lagu tersebut yakni mengenai kehilangan dan keteguhan cinta.
Rahasia Hati sudah dapat didengarkan melalui seluruh platform musik digital. Video klipnya juga sudah bisa ditonton di kanal YouTube Afe Records.
Aman Kaisuku, jemaah haji asal Ambon. Foto: Moh Fajri/kumparan
Tangis Aman Kaisuku tak terbendung saat mendapat informasi bahwa ia akan ke Tanah Suci tahun ini. Jemaah haji asal Ambon itu mendapatkan jatah haji sebagai guru ngaji dari Pemprov Maluku pada 2013 lalu. Penantiannya selama 12 tahun berbuah manis.
Kakek 71 tahun tersebut tidak bisa menggambarkan rasa bahagianya saat tahu mendapatkan kuota haji itu. Belum terbayangkan baginya sebagai seorang guru ngaji bisa mendapatkan panggilan ke rumah Allah.
"Itu saya menangis karena tidak diduga, tidak disangka, masyaallah tidak bisa digambarkan. Itu saya menangis, belum tentu semua orang bisa begitu," ujar Aman sambil meneteskan air mata saat ditemui di Makkah, Sabtu (24/5).
Aman Kaisuku, jemaah haji asal Ambon. Foto: Moh Fajri/kumparan
"Hanya air mata, itu saja, saya tidak bisa ceritakan lebih banyak, tidak bisa sama sekali, karena semua ini kan kuasa Allah, cukup bagi saya itu saya bersyukur bahwa Allah telah memberikan saya jalan," tambahnya.
Aman sebenarnya mendapat panggilan haji pada 2024. Namun, ia memilih menundanya satu tahun lagi karena tahun lalu dinilai terlalu mendadak untuknya.
Menjelang keberangkatan haji tahun ini, Aman mengikuti manasik. Ia mengungkapkan tangisnya kembali pecah saat mengucapkan talbiyah selama manasik haji di Ambon.
Aman tak pernah berhenti bersyukur saat akhirnya menginjakkan kaki di Tanah Suci. Ia langsung mengamalkan pesan dari orang tuanya dulu yaitu mengusapkan tanah ke dahi setelah tiba di Arab Saudi untuk berhaji.
Jemaah haji melaksanakan salat Jumat di sekitar Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah, pada 16 Mei 2025. Foto: Dok Makkah Region
"Saya bersyukur di Jeddah waktu itu saya turun pertama kali awal, saya turun langsung mencari tempat yang tidak ada halangan, beta bersyukur di situ ngambil tanah, kemudian saya sapu di dahi saya. Itu kan pegangan orang-orang tua saya, maka saya laksanakan," ungkap Aman.
Selama keberangkatan hingga tiba di Makkah, Aman mengaku banyak terbantu oleh petugas haji. Menurutnya, kemudahan yang didapatkannya ini juga tidak terlepas dari doa yang selalu dipanjatkannya.
"Allah memudahkan semua sampai Ka'bah pun saya bisa, multazam saya bisa, hajar aswad saya bisa. Insyaallah kemudahan-kemudahan mungkin karena selalu katong ingat kepada Allah dan pegangan (pesan) datuk-datuk," tutur Aman.
Kini, Aman hanya tinggal menunggu puncak haji tiba. Ia mengisinya dengan beribadah dan tetap menjaga kesehatan agar bisa maksimal saat di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).