Aug 26th 2023, 23:01, by Soni Insan Bagus L, kumparanBOLA
Timnas U-23 bertemu Vietnam di partai final Piala AFF U-23 2023 di Rayong Provincial Stadium, Thailand, Sabtu (26/8). Hasilnya, Indonesia kalah via adu penalti.
Shin Tae-yong memilih Ernando Ari, Kadek Arel, Alfeandra Dewangga, Muhammad Ferarri, Robi Darwis, Arkhan Fikri, Rifky Dwi Septian, Beckham Putra, Mohammad Haykal Alhafiz, Muhammad Ragil dan Abdul Rahman sebagai starter.
Sementara, starting XI Vietnam diisi oleh Quan van Chuan, Liong Duy Choun, Nguyen Ngoc Thang, Tran Nam Hai, Nguyen Duc Viet, Dinh Xuan Tien, Khuat Van Khang, Nguyen Quoc Viet, Nguyen Minh Quang, Vo Hoang Minh Khoa dan Pham Dinh Duy.
Pertandingan berjalan cukup berimbang di babak pertama. Indonesia nyaris menutup babak pertama dengan tertinggal usai mendapatkan hukuman penalti. Namun, tembakan penalti Nguyen Quoc Viet pada menit 34 berhasil ditepis kiper.
Di babak kedua, Indonesia tampil lebih menekan. Muhammad Ferarri mendapatkan peluang emas di awal babak kedua saat menerima umpan dalam posisi bebas. Sayang, sundulannya melebar.
Serangan Indonesia juga lebih hidup usai Shin Tae-yong memasukkan Ramadhan Sananta dengan menarik keluar Muhammad Ragil. Kecepatan yang dimiliki Sananta cukup membikin lini belakang Vietnam kerepotan.
Di sisi lain, strategi serangan balik cepat yang dibangun Vietnam juga berjalan efektif. Salah satunya terjadi di menit 69 Nguyen Minh Quang menerima bola di depan gawang Indonesia melalui serangan cepat dari sisi kiri. Tendangan Nguyen Minh Quang melebar tipis dari sasaran.
Kedua tim tetap tak mampu mencetak gol hingga dua kali 45 menit. Pertandingan kemudian berlanjut ke babak tambahan waktu. Di babak ini pun Indonesia dan Vietnam sama-sama tak bisa mencetak gol sehingga dilanjutkan ke adu penalti.
Di babak penalti, Indonesia kalah dengan skor 5-6. Satu penendang Indonesia, yakni Ernando Ari, gagal mengeksekusi penalti dengan baik.
Fenomena limbah plastik yang susah terurai menjadi pencemaran lingkungan yang serius di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia.
Butuh waktu hingga ratusan tahun lamanya untuk bisa membuat sampah plastik terurai secara alami. Penggunaan plastik yang terlalu banyak membuat pencemaran akibat limbah plastik di darat maupun di laut tidak terhindarkan.
Negara-negara maju seperti Amerika, Inggris dan Jepang juga memiliki perhatian khusus dengan sampah plastik ini.
Di negara-negara Eropa, penggunaan bahan plastik sangat tinggi yang menimbulkan limbah plastik tinggi pula. Per tahunnya, diperkirakan setiap orang menggunakan 60 kg bahan plastik.
Sementara di Indonesia, menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), menyebutkan Indonesia menghasilkan 19,45 juta ton timbunan sampah sepanjang 2022.
Di antara jumlah tersebut, sampah plastik memiliki proporsi 18,55%, jadi tertinggi nomor dua setelah sampah sisa makanan yang memiliki proporsi 41,55%.
Menurut data dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) serta Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia jumlahnya mencapai hingga 64 juta ton per tahunnya. Sejumlah 3,2 juta ton dari sampah plastik tersebut dibuang ke laut.
Dari kondisi tersebut, studio animasi dan teknologi karya anak bangsa, Spacemonkeys, mendukung pentingnya daur ulang plastik demi kelestarian lingkungan melalui animasi visual.
Dukungan ini ditujukan kepada event yang diselenggarakan oleh Coca-Cola Indonesia "Dari Botol Jadi Botol" pada 16-17 Juni 2023 lalu.
Coca-Cola mengumumkan peluncuran nasional untuk kemasan botol yang terbuat dari 100% plastik PET daur ulang (rPET), tidak termasuk tutup dan label yang pertama untuk produk minuman perusahaan di Indonesia.
Event yang diadakan di Gandaria City Mall, Jakarta Selatan, ini bertujuan untuk mengedukasi dan encourage masyarakat untuk lebih peduli tentang daur ulang agar lingkungan bersih dari sampah plastik.
Spacemonkeys memiliki visi yang sama dengan apa yang Coca-Cola lakukan pada event ini, yaitu kesadaran terhadap pentingnya bagaimana kita mengolah sampah plastik dan Spacemonkeys juga mendukung aksi yang dilakukan oleh Coca-Cola.
Hal tersebutlah yang mendorong Spacemonkeys untung mendukung event ini dengan menyediakan kebutuhan digital atau animasi yang diperlukan oleh pihak Coca-Cola.
"Melalui teknologi dan animasi, Spacemonkeys memberikan edukasi dan hiburan tentang bagaimana point of view botol plastik yang dibuang sembarangan," ungkap CEO Spacemonkeys, Aditya Adinata.
"Kesadaran masyarakat yang rendah akan daur ulang sampah plastik membuat Spacemonkeys memberikan experience visual immersive tentang bagaimana rasanya menjadi botol yang dibuang sembarangan," imbuhnya.