Massa berkumpul di Mako Brimob Polda Metro Jaya, Kwitang, Jakarta, Sabtu (30/8/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memilih tidak hadir di tengah massa saat aksi demo yang berlangsung ricuh. Pramono menyebut latar belakangnya sebagai mantan aktivis menjadi alasan utama untuk memberi ruang bagi masyarakat mengekspresikan diri.
"Kenapa saya kemudian tidak datang di demonstrasi? Teman-teman sekalian, saya ini demonstran. Saya ini Ketua Dewan Mahasiswa ITB. Saya ini 10 tahun di Istana," kata Pramono di Balai Kota, Jakarta Pusat, Sabtu (30/8).
Menurutnya, kehadiran seorang pemimpin dalam situasi massa saat demo justru bisa menimbulkan reaksi beragam. Ia menegaskan tidak ingin dianggap mengambil alih panggung aspirasi masyarakat.
Gubernur Jakarta Pramono Anung usai bertakziah ke rumah Affan Kurniawan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (30/8/2025). Foto: Jonathan Devin/kumparan
"Sehingga kalau sedang terjadi demo orang seperti itu, kemunculan pimpinannya, tidak semuanya senang. Jadi ruang itu memang ruang untuk bagaimana orang mengekspresikan dirinya," ujar Pramono.
"Saya sama sekali tidak mau tampil untuk katakan lah dilihat panggungnya, saya mengambil alih panggung itu. Enggak, ini memang karakter saya," sambungnya.
Meski demikian, Pramono menegaskan dirinya tetap memantau situasi di lapangan.
"Orang tidak menyangka bahwa jam setengah enam pagi saya sudah di titik di lapangan (melayat Affan). Kenapa saya lakukan itu? Supaya tidak ketemu kalian semua, teman-teman wartawan. Supaya saya bisa lebih leluasa, lebih bebas untuk tahu apa yang terjadi sebenarnya," ucapnya.
Mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di Polda Metro Jaya, Sudirman, Jakarta, Jumat (29/8). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Pramono juga mengingatkan pengalamannya panjang dalam menghadapi aksi massa, baik sejak mahasiswa hingga saat menjabat sebagai Wakil Ketua DPR.
"Bahkan ketika menjadi pimpinan DPR pun saya tahu karakter psikologi dari massa. Mereka tidak semua senang kalau kemudian ada pemimpin yang tampil ketika sedang mereka mengekspresikan dirinya. Saya ini mantan demonstran," tutur Pramono.
****
Pesan redaksi:
Demonstrasi merupakan hak warga negara dalam berdemokrasi. Untuk kepentingan bersama, sebaiknya demonstrasi dilakukan secara damai tanpa aksi penjarahan dan perusakan fasilitas publik.
Menonton Persebaya bertanding langsung di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) adalah pengalaman yang nggak bisa dibandingkan dengan nonton di layar kaca. Atmosfernya panas, semangatnya membara, dan chant dari ribuan Bonek bikin bulu kuduk merinding.
Tapi kalau ini pertama kalinya kamu jadi Bonek dan datang ke GBT, ada baiknya kamu tahu dulu beberapa tips biar pengalamanmu tetap aman dan menyenangkan.
1. Datang Lebih Awal, Jangan Mepet Kick-Off
GBT itu luas, dan akses masuknya bisa padat banget menjelang pertandingan. Datanglah minimal 1–2 jam sebelum kick-off. Supaya datang di waktu yang tepat, cek terlebih dahulu jadwal laga Liga 1. Nah, dailysports.id menyajikan informasi lengkap jadwal pertandingan kompetisi sepakbola tertinggi Tanah Air tersebut, termasuk tentunya kapan Persebaya berlaga.
Selain menghindari antrean panjang, kamu juga bisa menikmati suasana pra-laga: lihat koreografi tribun, beli merchandise, atau sekadar ngobrol sama sesama Bonek.
2. Pakai Atribut Hijau, Tapi Jangan Berlebihan
Kalau kamu dukung Persebaya, wajib hukumnya pakai atribut hijau—jersey, syal, atau topi. Tapi hindari pakai barang berharga atau aksesoris mencolok. Stadion itu tempat penuh semangat, bukan fashion show. Simpel dan aman lebih baik.
3. Pahami Etika Tribun
Bonek dikenal solid dan punya kultur tribun yang kuat. Beberapa hal yang perlu kamu tahu:
Jangan duduk di area yang biasa dipakai untuk koreografi atau chant.
Jangan bikin keributan atau provokasi, apalagi ke suporter lawan.
Kalau kamu bingung, tanya aja ke Bonek di sekitar. Mereka biasanya ramah ke sesama pendukung.
4. Bawa Bekal Seperlunya
Air minum, jas hujan, dan sedikit camilan bisa jadi penyelamat. Tapi ingat, botol kaca, benda tajam, dan barang-barang terlarang nggak boleh masuk stadion. Simpan barangmu di tas kecil yang mudah dibawa dan diperiksa.
5. Ikuti Jalur Resmi dan Arahan Petugas
GBT punya beberapa pintu masuk dan sektor tribun. Pastikan kamu tahu tiketmu berlaku di sektor mana. Ikuti jalur yang disarankan panitia dan petugas keamanan. Jangan nekat masuk lewat jalur alternatif atau ikut-ikutan rombongan yang nggak jelas arahnya.
Kamu juga bisa cari informasi seputar penjualan tiket pertandingan di dailysports. Jadi, sebelum berangkat ke stadion, kamu bisa update informasi terlebih dahulu. Situs tersebut menyediakan segala informasi tentang kompetisi liga Indonesia.
6. Dokumentasi? Boleh, Tapi Jangan Lupa Nikmati Momen
Ambil foto atau video buat kenang-kenangan itu sah-sah aja. Tapi jangan sampai kamu sibuk dengan HP dan lupa menikmati atmosfer stadion. Rasakan getaran chant "Satu Nyali, Wani!" langsung dari tribun—itu yang bikin momen berkesan.
7. Jaga Diri dan Hormati Sesama
Terakhir dan paling penting: jaga sikap, jaga emosi, dan hormati sesama penonton. Ingat, kamu datang buat dukung tim, bukan cari masalah. Kalau ada insiden, laporkan ke petugas. Jangan main hakim sendiri.
Stadion GBT sendiri lolos verifikasi lisensi klub Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) untuk musim 2025/2026.
Lisensi klub AFC adalah syarat wajib bagi klub yang ingin berkompetisi di level antarklub Asia. Untuk mendapatkannya, klub harus memenuhi lima unsur yaitu sporting, infrastructure, personnel & administration, legal, dan finance.
Sekretaris Persebaya Ram Surahman mengatakan, dalam proses lisensi AFC, keputusan club licensing terbagi dalam tiga kategori yakni Granted (diberikan), granted with sanction (diberikan dengan catatan) dan rejected (tidak diberikan).
"Prosesnya cukup ketat dan mendalam. Tidak hanya mengurus dokumen, tapi kami juga diminta menunjukkan implementasi nyata di lapangan. Alhamdulillah akhirnya kita lolos lisensi klub AFC," kata Ram.
Menjadi Bonek bukan cuma soal nonton bola, tapi soal jadi bagian dari semangat dan solidaritas. Jadi, kalau ini pertama kalinya kamu ke GBT, selamat datang di keluarga besar Persebaya. Ingat, satu nyali: WANI!