May 16th 2025, 13:59, by Ahmad Romadoni, kumparanNEWS
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyampaikan keterangan kepada wartawan usai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (13/1/2025). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid merespons atas gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di industri media. Dia berencana bertemu dengan Menaker Yassierli untuk membahasnya bersama.
"Nanti kita akan bertemu dengan Menaker, minggu ini. Belum ketemu jadwalnya. Minggu depan mudah-mudahan sudah bisa bertemu dengan," kata Meutya Hafid kepada wartawan, di Kemkomdigi, Jakarta Pusat, Jumat (16/5).
Menurut Meutya, gelombang PHK ini terjadi karena adanya perubahan dalam teknologi, sehingga media perlu melakukan adaptasi.
ilustrasi PHK. Foto: Shutterstock
Kendati demikian, pemerintah juga semestinya turut hadir untuk memberikan masukan terhadap tantangan tersebut ke depannya.
"Pada prinsipnya memang ada disrupsi teknologi yang mengakibatkan tantangan bagi industri ini, pers, memang akan sangat menantang. Namun demikian tentu, pemerintah harus hadir dan saat ini kita sedang mendata masukan-masukan dari industri. Jadi beberapa asosiasi seperti asosiasi televisi itu sudah kita minta masukan tertulis," jelas dia.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli. Foto: Kemnaker RI
Beberapa belakangan ini, banyak industri media yang memutuskan untuk melakukan efisiensi agar dapat bertahan. Tak sedikit, perusahaan media yang melakukan efisiensi tersebut dengan cara PHK hingga ratusan karyawan.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mencatat ada sebanyak 73.992 pekerja yang terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepanjang 1 Januari 2025 sampai 10 Maret 2025.
Sementara, Kemnaker mencatat jumlah pekerja terdampak PHK sepanjang Januari hingga 23 April 2025 adalah sebanyak 24.036 orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar