Search This Blog

Bank Mandiri Sebut Ekonomi RI Masih Terkendali Meski Tumbuh Melambat

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Bank Mandiri Sebut Ekonomi RI Masih Terkendali Meski Tumbuh Melambat
May 19th 2025, 12:09 by kumparanBISNIS

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (21/2/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (21/2/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan

Perekonomian Indonesia dinilai masih terkendalai meski di tengah perlambatan serta dinamika global. Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro, menilai perlambatan pada kuartal I 2025 mencerminkan fase normalisasi menuju pola pertumbuhan yang lebih sehat dan seimbang.

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal I 2025 sedikit lebih rendah jika dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencatatkan 5,02 persen.

Menurut hasil riset Tim Ekonom Bank Mandiri, kondisi ini dipengaruhi oleh efek basis tinggi pada 2024 serta sinyal awal perlambatan investasi domestik pascapemilu.

Tekanan eksternal meningkat seiring kebijakan perdagangan Amerika Serikat yang cenderung agresif melalui tarif resiprokal.

Ketidakpastian ini memicu gejolak pasar keuangan dan memengaruhi proyeksi pertumbuhan global yang diturunkan IMF dari 3,3 persen menjadi 2,8 persen.

Kendati demikian, konsumsi rumah tangga tetap tumbuh 4,89 persen (yoy) meski sedikit lebih rendah dari kuartal IV 2024.

Momentum Idulfitri 2025 menurut Andry, tetap menjadi pendorong, meski masyarakat mulai menunjukkan kecenderungan memperbesar alokasi untuk tabungan.

Suasana Gedung bertingkat di kompleks Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (10/1/2025). Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
Suasana Gedung bertingkat di kompleks Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (10/1/2025). Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO

Pada saat yang sama, inflasi tahunan hingga April 2025 tercatat 1,95 persen, mencerminkan kondisi harga yang terkendali. Menurut Andry, normalisasi tarif listrik usai program subsidi menjadi penyumbang utama kenaikan terbatas tersebut.

Rupiah Diprediksi Melemah Sepanjang Tahun

Nilai tukar rupiah sempat menghadapi tekanan cukup besar sepanjang 2025 akibat meningkatnya ketegangan geopolitik dan penguatan dolar AS.

"Fluktuasi ini perlu direspons dengan kebijakan stabilisasi yang terukur dan terkoordinasi. Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 4,93 persen sepanjang 2025," kata Andry dalam Mandiri Economic Outlook Q2 2025 bertajuk Building Resillience in the Midst of Global Turbulence di Jakarta, Senin (19/5).

Andry menambahkan, peluang akselerasi tetap terbuka melalui sinergi kebijakan fiskal dan moneter yang efektif dalam menjaga daya beli dan mendorong investasi.

Hal ini dapat diukur lewat sektor pertanian yang menunjukkan kinerja impresif, didorong program intensifikasi seperti pompanisasi dan distribusi pupuk. Peningkatan produktivitas juga diharapkan melalui langkah ekstensifikasi, termasuk pembukaan lahan baru secara terencana.

"Sektor-sektor terkait mobilitas, seperti transportasi, perhotelan, informasi dan komunikasi, serta hiburan, terus menopang pertumbuhan. Pergeseran gaya hidup menuju konsumsi berbasis pengalaman mendorong perputaran ekonomi di sektor jasa," ungkapnya.

Dia juga menilai, harga komoditas yang masih relatif tinggi tetap memberikan kontribusi positif terhadap ekspor dan pendapatan perusahaan.

Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Shutterstock
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Shutterstock

Menurut analisa Tim Ekonom Bank Mandiri, kebijakan moneter Bank Indonesia diperkirakan tetap akomodatif sepanjang 2025, dengan ruang pelonggaran terbuka selama stabilitas harga dan nilai tukar terjaga. Di sisi lain, akselerasi realisasi belanja pemerintah akan menjadi bantalan penting menghadapi ketidakpastian global.

Lebih lanjut dari sisi daya beli, riset Mandiri Spending Index (MSI) hingga 11 Mei 2025 mencatat level 257,9 poin, mencerminkan pemulihan belanja masyarakat pasca-Lebaran.

Libur Hari Buruh dan Waisak menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan konsumsi masyarakat, terutama pada kategori transportasi dan perjalanan.

"Belanja masyarakat tercatat naik signifikan di awal Mei, meski kemudian mengalami normalisasi wajar. Provinsi tujuan wisata seperti DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur mencatat kenaikan tertinggi selama periode libur panjang," imbuhnya.

Kredit Tumbuh

Sementara itu hingga periode kuartal I 2025, fungsi intermediasi perbankan menunjukkan moderasi dengan pertumbuhan kredit 9,16 persen (yoy) pada Maret 2025 secara industri. Meski demikian, likuiditas menjadi lebih ketat dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 4,75 persen dan LDR yang naik menjadi 88 persen.

Di sisi lain, Bank Mandiri tetap mencatat kinerja solid, dengan kredit konsolidasi mencapai Rp 1.672 triliun atau tumbuh 16,5 persen yoy. Fokus pembiayaan diarahkan ke sektor konstruksi, energi, makanan dan minuman, serta sektor padat karya yang resilien.

Transformasi digital terus menjadi pendorong utama pertumbuhan. Pengguna Livin' by Mandiri mencapai 30,7 juta, dengan frekuensi transaksi mencapai 1,1 miliar dan nilai transaksi Rp 1.070 triliun, meningkat masing-masing 30 persen dan 16 persen yoy. Kopra by Mandiri mencatat volume transaksi 349 juta dengan nilai mencapai Rp6.000 triliun, tumbuh 23 persen yoy.

Total volume transaksi digital Bank Mandiri mencapai Rp 7.066 triliun hingga Maret 2025, naik 21,9 persen yoy. Efisiensi operasional juga meningkat, dengan rasio biaya terhadap pendapatan (Cost to Income Ratio/CIR) terjaga di level 38,2 persen

Strategi digitalisasi dan efisiensi operasional berhasil mendukung kinerja positif di tengah tantangan eksternal. Hasilnya, Bank Mandiri berhasil mencatat peningkatan pendapatan non-bunga sebesar 17,3 persen yoy menjadi Rp 11,24 triliun, yang berasal dari pertumbuhan transaksi digital, layanan trade finance, treasury, serta pengelolaan dana.

Hal ini juga mendukung sisi pendanaan Bank Mandiri yang mencatat total Dana Pihak Ketiga (DPK) konsolidasi tumbuh 11,2 persen yoy menjadi Rp 1.748 triliun, dengan dana murah (CASA) meningkat 8,89 persen yoy dan komposisi CASA secara bank only mencapai 77,1 persen.

Kualitas aset tetap terjaga, dengan rasio Non Performing Loan (NPL) secara bank only di level 1,01 persen per Maret 2025. Hal ini berdampak pada penurunan biaya kredit (Cost of Credit/CoC) menjadi 0,71 persen, dari 0,99 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Media files:
01hq5e1f98c245w15bja5nyfb1.jpg image/jpeg,
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar