Nov 23rd 2024, 18:00, by Nur Khafifah, kumparanMOM
Tahun ini Indonesia mengalami lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Melonjaknya kasus ini bahkan telah disoroti oleh WHO.
Menurut data Kemenkes hingga minggu ke-42 tahun 2024, jumlah kasus DBD mencapai 203.921 di 482 kabupaten/kota di 36 provinsi dengan 1.210 kematian di 258 kabupaten/kota di 32 provinsi. Angka ini, 3 kali lipat lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2023.
Moms, sebagai ibu yang merupakan 'menteri segala urusan rumah tangga', penting juga bagi kita untuk aktif melakukan pencegah DBD mulai dari lingkungan terdekat, yakni rumah. Caranya adalah dengan menerapkan 3M Plus yang direkomendasikan oleh Kemenkes berikut ini:
Menguras tempat penampungan air
Menutup tempat-tempat penampungan air
Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.
Selain 3 M diatas yang dimaksud pada poin Plus antara lain:
Menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk
Memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air
Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
Menggunakan obat anti nyamuk
Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah
Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama
Meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup
Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras
Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar
Kemenkes Galakkan Vaksinasi Dengue untuk Cegah DBD
Selain aktif mencegah DBD dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) termasuk 3M Plus, Kemenkes melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menggalakkan vaksinasi dengue dosis lengkap guna menekan angka kasus demam berdarah dengue (DBD) dalam menghadapi musim hujan saat ini.
Tim Kerja Arbovirosis Dirjen P2P Kemenkes Agus Handito dalam gelar wicara bertajuk "Lindungi Keluarga dari Ancaman DBD" di Jakarta, Sabtu mengatakan dengue masih menjadi masalah kesehatan yang cukup tinggi dan sering menimbulkan kejadian luar biasa serta kematian baik di Indonesia.
"Saat ini, prevalensi dengue di Indonesia menunjukkan tantangan yang serius. Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah ini, terutama terkait Pemberantasan Sarang Nyamuk, kita masih melihat angka kasus yang fluktuatif setiap tahunnya," kata Agus, dikutip dari Antara.
Oleh karena itu, pihaknya kini tengah gencar mengajak masyarakat untuk melakukan vaksinasi dengue dosis lengkap dengan mengkampanyekan gerakan #Ayo3MPlusVaksinDBD untuk mencapai nol kematian akibat demam berdarah (Zero Dengue Death) pada tahun 2030.
Saat ini terdapat 2 jenis vaksin dengue yang telah mendapat izin edar dari BPOM dan dapat digunakan melalui skema berbayar.
Namun begitu, pihaknya mengatakan terus melakukan kajian untuk mendapatkan rekomendasi dari Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) sehingga vaksin tersebut dapat dipergunakan untuk program berskala nasional.
Selain menggalakkan vaksinasi dengue, ia menyebutkan Kemenkes juga tengah memanfaatkan inovasi teknologi nyamuk berwolbahia yang dalam penelitian di Yogyakarta dan negara-negara lain seperti Brazil, Australia, Vietnam, terbukti efektif untuk pencegahan demam berdarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar