May 5th 2024, 18:04, by DN Mustika Sari, kumparanHITS
Udine Far East Film Festival tidak cuma memutarkan enam film dari Indonesia. Festival yang digelar di Udine, Italia, ini juga mengajak serta empat film lokal lainnya di program Focus Asia dan Ties That Bind.
Empat film ini merupakan proyek yang sedang dalam tahap pengembangan dan masih belum akan ditayangkan. Film-filmnya adalah Four Seasons in Java (Kamila Andini, Ifa Isfansyah), Ballad of Long Hair (Annisa Adjam, Giovanni Rustanto), Tale of the Land (Amerta Kusuma, Tazia Teresia), dan First Breath After Coma (Jason Iskandar, Florence Giovani).
Kurator konten dari Udine Far East Film Festival, Alessandro Goplero, mengaku senang dengan banyaknya film Indonesia yang terlibat di proyek Focus Asia dan Ties That Bind. Apalagi, yang terlibat tak semuanya filmmaker kawakan.
"Tahun ini ada Kamila Andini yang sudah sangat terkenal dengan film-filmnya. Tapi, ada juga Giovanni yang masih sangat baru, namun punya cerita kuat yang sudah menang di Taiwan. Di Ties That Bind ada Jason. Semoga, para sineas baru ini bisa membawa penyegaran bagi industri film dunia," ungkap Goplero saat ditemui di Udine, Italia.
Dalam kesempatan itu, Goplero menjelaskan sedikit mengenai program Focus Asia. Ia mengatakan bahwa ini merupakan program yang khusus Udine Far East Film Festival buat untuk membantu semua sineas dari Asia.
"Setiap tahun ada 200 lebih filmmaker yang ikut di Focus Asia dari 34 negara lebih. Di program ini, semuanya saling bertemu dan berkolaborasi. Target utamanya, agar semua orang dapat kesempatan yang sama, memperkenalkan karya ke dunia internasional," tuturnya.
Di Focus Asia, para produser terpilih dari Indonesia bisa bertemu dengan produser-produser dari negara lain. Mereka nantinya akan melakukan pertemuan agar bisa mendiskusikan banyak hal, dari pendanaan sampai distribusi internasional.
"Film market kami memang kecil, tapi kami selalu mencoba untuk fasilitasi berbagai hal yang diperlukan oleh filmmaker," kata Goplero.
Di sisi lain, Ties That Bind merupakan program pengembangan yang baru diadakan dari 15 tahun lalu. Goplero bilang, program ini ditujukan untuk filmmaker muda sebelum masuk ke film market dunia.
"Kami coba memberi pelajaran talenta-talenta baru, karena langkah pertama sebelum mereka bisa memaksimalkan potensi sebuah film di market bersama sineas dari berbagai negara adalah mengerti bagaimana caranya membangun komunikasi bersama agar kolaborasinya maksimal," ujar Goplero.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar