May 4th 2024, 18:16, by Angga Sukmawijaya, kumparanBISNIS
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan peningkatan bauran bahan bakar nabati (BBN) minyak sawit (crude palm oil/CPO) dengan Solar menjadi 40 persen alias biodiesel 40 (B40) dilakukan tahun depan.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, menyebutkan saat ini Indonesia sudah memasuki implementasi B35, yang harapannya akan terus ditingkatkan.
"Kita ingin untuk menambahkan lebih banyak mungkin tahun ini atau tahun depan, kami ingin mencapai 40 persen dan kami ingin memiliki 5 persen etanol, sekarang sudah ada dalam rencana percontohan," ujarnya saat Jakarta Futures Forum, Jumat (4/5).
Ditemui setelah acara, Eniya menjelaskan pemerintah sudah berdiskusi dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk persiapan produksi kelapa sawit untuk biodiesel tanpa pembukaan lahan.
"Kapasitas produksi kita sekarang ini lebih dari B40, jadi kalau mau diberlakukan B40 itu masih sisa sekitar 4 juta ton, jadi masih banyak potensi," jelasnya.
Eniya mengatakan, uji jalan B40 di otomotif sudah dilakukan, sementara uji coba non otomotif masih berjalan hingga Desember tahun ini, seperti perkapalan, alat pertanian, kereta, dan sektor pertambangan
"Kalau mau diberlakukan otomotif dulu ya bisa, tapi ini perlu dikonfirmasi dulu masalah insentif, masalah suplai seperti itu ya ini harus dibahas lagi," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono membenarkan bahwa masih ada stok CPO sekitar 4 juta ton jika implementasi B40 dilakukan.
Eddy memaparkan, saat ini produksi CPO di Indonesia mencapai 50 juta ton secara tahunan. Dia memperkirakan pemakaian B40 membutuhkan bahan baku CPO 14 juta ton. Sementara CPO untuk kebutuhan pangan alias minyak goreng sekitar 11 juta ton.
"Jadi total kebutuhan dalam negeri sekitar 25 juta ton, stock rata-rata sekitar 4 juta ton. Sisanya di proses menjadi Refine Palm Oil," jelasnya kepada kumparan, Sabtu (4/5).
Meski demikian, Eddy mengatakan implementasi B40 kemungkinan akan mengurangi alokasi ekspor CPO dari Indonesia, jika dibandingkan tahun 2023. CPO yang bisa diekspor sekitar 28-30 juta ton.
"Artinya masih ada yang dapat diekspor hanya menjadi di bawah 32 juta kalau dibandingkan ekspor tahun 2023," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar