May 12th 2023, 10:03, by Nicha Muslimawati, kumparanBISNIS
Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman (BKPM) Bahlil Lahadalia bertemu dengan Menteri Investasi Arab Saudi, Khalid A. Al-Falih, di Riyadh, Arab Saudi, Kamis (11/5). Pertemuan itu merupakan yang pertama kali di antara menteri investasi kedua negara.
Dalam pertemuan tersebut, Bahlil dan Khalid membahas mengenai kerja sama terkait investasi antara kedua negara, khususnya dalam hal energi terbarukan dan pembangunan rumah sakit.
"Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Indonesia sangat terbuka untuk investasi, khususnya dalam hilirisasi industri dan ekonomi hijau yang menggunakan energi dan industri hijau. Kami memulai dengan hilirisasi sumber daya mineral. Ini adalah peluang besar, dan saya ingin ada investasi bersama antara Arab Saudi dengan Indonesia," ujar Bahlil dalam keterangan tertulis, yang dikutip Jumat (12/5).
Dalam diskusi tersebut, Bahlil juga menuturkan Indonesia sejak empat tahun lalu telah memulai hilirisasi di sektor pertambangan yang diawali pelarangan ekspor bijih nikel. Untuk mendorong hilirisasi sumber daya mineral, dia menjelaskan, beberapa komoditas sumber daya mineral seperti bauksit, konsentrat tembaga, dan timah juga akan dilarang untuk diekspor mulai tahun ini.
Bahlil menyebutkan bahwa Khalid menyambut baik usulannya. Khalid juga disebut mengapresiasi upaya Indonesia dalam melakukan transformasi ekonomi melalui hilirisasi sumber daya alam, sehingga mengurangi ketergantungan terhadap komoditas mentah.
"Arab Saudi siap menjajaki peluang kerja sama investasi dengan Indonesia, khususnya terkait dengan energi terbarukan dan pembangunan rumah sakit. Hasil pertemuan ini akan kami tindak lanjuti untuk kemudian dituangkan dalam bentuk yang lebih konkret, sehingga semakin mendorong realisasi investasi asal Arab Saudi di Indonesia," ujar Menteri Khalid.
Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi asal Arab Saudi dalam periode 2018 hingga kuartal I 2023 mencapai USD 26,5 juta. Angka ini tidak termasuk investasi pada sektor keuangan dan hulu migas.
Tercatat sektor tersier mendominasi dengan total senilai USD 24,78 juta atau 94 persen dengan capaian tertinggi oleh sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran senilai USD 16,93 juta. Nilainya sebanyak 64 persen dari total nilai investasi Arab Saudi di Indonesia.
Provinsi Bali menjadi lokasi utama realisasi investasi Arab Saudi dengan capaian sebesar USD 10,3 juta atau sebesar 39 persen. Diikuti oleh Jawa Barat, Jawa Timur, Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, dan Kalimantan Timur dalam periode 5 tahun terakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar