Search This Blog

Inovasi Nur Hayati: Membuka Jalan Baru dari Seonggok Labu

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Inovasi Nur Hayati: Membuka Jalan Baru dari Seonggok Labu
Apr 1st 2023, 20:02, by Dewi Lestari, Dewi Lestari

Nur Hayati bersama produk inovasi labu kuning Elbina dalam acara Ekspose UMKM Pangan Lokal 2021 oleh Kementan di Jakarta (@elbina.official/Instagram)
Nur Hayati bersama produk inovasi labu kuning Elbina dalam acara Ekspose UMKM Pangan Lokal 2021 oleh Kementan di Jakarta (@elbina.official/Instagram)

Pagi-pagi sekitar pukul 9 aroma wangi telah mengepung ruangan. Tangan-tangan itu melompat dari satu loyang ke loyang lainnya. Di atas meja tertata sejajar kardus-kardus bersama bolu yang menanti diselimuti plastik bening.

Kesibukan memenuhi pesanan hajatan itu sudah menjadi rutinitas Nur Hayati. Ia bersama empat orang karyawan yang merupakan ibu rumah tangga dan pelajar telah terbiasa berjibaku dengan tepung, pemanggang, dan kawan-kawannya sejak pagi buta.

Nur Hayati, pemilik Elbina, berusaha mengorek memori enam tahun silam saat ia harus mencari ide bahan baku untuk pelatihan wirausaha di Balatkop Provinsi Jawa Tengah. Murah dan mudah didapat, itulah pesan yang ia ingat dari penyelenggara pelatihan.

Saat mata Nur Hayati menangkap segerombol labu kuning di lapak penjual sayur, tanpa ia sadari perjalanannya sebagai wirausahawan telah dimulai. Labu kuning yang diusulkannya menjadi bahan baku pelatihan tak disangka akan menjadi nyawa dalam bisnis yang digeluti saat ini.

"Waktu itu masih coba-coba sampai tiba saatnya saya harus fokus pada satu produk untuk mem-branding bisnis. Menciptakan mindset di kepala orang-orang agar ketika melihat sesuatu mereka teringat pada kita. Ketika orang melihat waluh, mereka ingat Elbina," ungkap mantan karyawan swasta ini.

Pada pertengahan 2017 perjalanan Nur Hayati bersama Elbina dimulai. Labu kuning menjadi bahan pokok dan pondasi bisnis kulinernya. Ia menciptakan camilan beraneka rupa, mulai dari stik, brownies, cookies, roll cake, tiwul, hingga cendol.

Bukan "Saya", tetapi "Kita"

Nur Hayati (kiri) dan karyawan (kanan) sedang menyiapkan pesanan produk Elbina (Dewi Lestari/Kumparan)
Nur Hayati (kiri) dan karyawan (kanan) sedang menyiapkan pesanan produk Elbina (Dewi Lestari/Kumparan)

Keputusan Nur Hayati memilih labu kuning sebagai tambatan terakhir tidak sesederhana slogan ingin tampil beda. Ada 'misi kemanusiaan' yang dibawanya. Penggunaan labu kuning sebagai bahan baku utama ia percayai mampu mengangkat komoditi lokal dan membantu ekonomi pelaku usaha kecil lain, petani contohnya.

Telah lebih dari lima tahun Elbina berdiri, Nur Hayati mengaku belum ada keinginan membuka lahan labu kuning sendiri. Ia masih berpegang teguh pada prinsipnya untuk memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar.

"Selagi mereka (petani dan pedagang) masih bisa menyuplai saya, kenapa tidak?" tandasnya.

Sebagai pelaku UMKM, Nur Hayati tak bisa melepaskan komunitas. Ruang komunitas bagi Nur adalah ruang inspirasi. Dialog dalam ruang itu mampu melahirkan ide-ide baru.

"Memang penting lah untuk kita bertemu dengan sesama UKM, saling sharing. Kan mereka punya pengalaman. Mereka punya cerita masing-masing," tuturnya sambil mengenang pengalaman berbagi kisah kepada UKM Kota Lampung.

"Mereka tahu dari media sosial. Lalu ada yang mengangkut dari Lampung. Mereka menawarkan waluh-nya karena di sana ada banyak labu, tapi mereka tidak tahu mau dibuat apa," tuturnya dengan mata memancarkan kesedihan.

Terhalang oleh keterbatasan kapasitas dan peralatan, Nur Hayati tak dapat memenuhi permintaan mereka. Namun, jalan lain ditemukan. Para pelaku UKM Lampung itu akhirnya mengunjungi rumah produksi Elbina. Tujuannya tak lain untuk belajar.

Nur Hayati dengan segenap hati membagikan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilannya. Uluran tangan Nur yang tiada henti ini bukan tanpa alasan. Setiap kegiatan yang dilakukan diakuinya berlandaskan ibadah. Nur percaya bahwa hal yang didasarkan pada ibadah akan melahirkan hikmah di kemudian hari.

Pandemi Bukan Alasan untuk Berhenti

Tepung labu kuning bebas gluten inovasi Nur Hayati saat pandemi (Dewi Lestari/Kumparan)
Tepung labu kuning bebas gluten inovasi Nur Hayati saat pandemi (Dewi Lestari/Kumparan)
"Mau mengeluh sampai bagaimanapun jika tidak berusaha bangkit, ya tidak bisa bangkit," Nur Hayati mengenang masa-masa sulit dua-tiga tahun silam.

Pandemi yang datang bagai air bah menggerogoti jantung perekonomian Indonesia. Kudus yang termasuk tiga besar penyokong pertumbuhan ekonomi tertinggi di Jawa Tengah turut merasakan dampaknya. Pertumbuhan ekonominya turun hingga angka -3,03 persen pada 2020 dari angka 2,45 persen di tahun 2019.

UMKM adalah salah satu sektor yang terdampak badai pandemi. Meski demikian, Nur Hayati tak menyerah. Rupanya ia menyikapi imbauan pemerintah Kudus untuk tetap survive dengan sepenuh hati.

Momen pagebluk dimanfaatkan Nur untuk mengembangkan produk baru dan menggandeng sesama pelaku ekonomi kecil. Kesadarannya atas kebutuhan orang-orang yang bergeser ke sesuatu yang lebih sehat mendorongnya membuat tepung labu kuning.

"Sebelumnya pemanfaatan labu itu kan tidak seberapa jumlahnya. Katakanlah untuk puding. Itu tidak menggunakan terlalu banyak labu, tapi kalau dibuat tepung semakin banyak labu yang saya olah. Semakin besar pula jumlah labu yang saya dapatkan dari petani. Secara tidak langsung saya ikut membantu mereka," tutur ibu tiga anak ini.

Pembuatan 100 gram tepung dikatakannya membutuhkan satu setengah kilogram labu kuning. Ini tentu bukan jumlah yang receh bila dirupiahkan. Hal ini diharapkannya dapat turut menyokong pertumbuhan ekonomi petani dan pedagang kecil yang terdampak pandemi.

Apresiasi Tiada Henti

Elbina termasuk dalam 100 UKM unggulan Jateng pada Malam Apresiasi UMKM Bank Indonesia (@elbina.official/Instagram)
Elbina termasuk dalam 100 UKM unggulan Jateng pada Malam Apresiasi UMKM Bank Indonesia (@elbina.official/Instagram)

"Saya orangnya kan berusaha (agar) jangan sia-sia setiap ada kesempatan. Ya sudah saya dikasih kesempatan tanya, ya saya tanya. Yang tunjuk jari ya banyak, tapi kembali ke apa yang sudah diatur oleh Yang Di Atas," ungkap Nur penuh khidmat.

Kesempatan yang dimaksud Nur adalah ketika ia mendapatkan peluang bertanya pada sebuah workshop yang diadakan di UGM akhir tahun 2022. Ketika pelaku UKM lain sungguh-sungguh mengajukan pertanyaan di forum yang dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Menparekraf Sandiaga Uno itu, Nur Hayati justru mengajukan permohonan.

Dengan segenap keberaniannya Nur mengatakan kepada Ganjar Pranowo bahwa ia menginginkan fasilitas uji nutrisi di UGM secara gratis. Perkataan Nur nyatanya mampu menggaet hati Gubernur Jawa Tengah itu. Sertifikat uji nutrisi Elbina terbit satu bulan kemudian.

Inovasi makanan dan tepung yang bebas gluten Elbina berbuah manis. Apresiasi berdatangan dari berbagai pihak, mulai dari lembaga pendidikan hingga pemerintah. Rumah produksi Elbina juga beberapa kali telah mengadakan pelatihan bagi UKM.

Pelatihan tersebut diakui Nur Hayati berawal dari tawaran koki yang ditemuinya saat acara baking di Kota Semarang. Setelah pelatihan pertama dijalani Nur seorang diri dan diunggah ke media sosial, responnya positif.

Tak sedikit koki ternama yang turut melirik Elbina. Tawaran-tawaran dari brand olahan kue juga tak ketinggalan. Karena tak ingin belajar sendirian dalam sesi pelatihan, ia pun menawarkan kepada teman-temannya untuk turut serta.

"Jangan menjadi beban ya, tapi sebagai motivasi kita untuk mempertahankan dan mengembangkan yang sudah ada," tandasnya.

Bagi Nur Hayati apresiasi harus disikapi dengan bijak. Ketika terlena dengan apresiasi yang bertumpah-ruah, bukan tidak mungkin untuk menuju jurang kehancuran.

Pertemuan dengan JNE

JNE melakukan penjemputan (pick up) produk Elbina untuk diantarkan ke konsumen (Dok. Pribadi Nur Hayati)
JNE melakukan penjemputan (pick up) produk Elbina untuk diantarkan ke konsumen (Dok. Pribadi Nur Hayati)

Pertemuan Nur dan JNE bermula dari acara Gebyar UKM WOW yang diselenggarakan di Kota Kudus pada 2017. Tak ada ekspektasi apapun. Awalnya Nur Hayati hanya ingin membawa Elbina tampil ke permukaan dengan bergabung di antara stand bazar UKM yang lain. Namun, usahanya dilirik dan akhirnya menjadi salah satu UMKM yang digandeng JNE.

Salah satu bantuan dari JNE yang diterima Nur Hayati adalah jasa pick up. Dengan jumlah karyawan yang sangat terbatas, ia memerlukan tangan lain yang dapat membantunya. Kehadiran JNE melengkapi tangan-tangan itu untuk bekerja lebih cepat.

"Kebetulan saja waktu itu ada info terkait event tersebut, 'Siapa yang mau ikut event ini?' Lalu saya ikut dan ketemu JNE. Dari situ cukup seringlah kami bertemu. Terkadang jika kami perlu mengirim barang, mereka mengambil dari sini," tuturnya mengingat-ingat pertemuan tempo itu.

Tak hanya soal distribusi, JNE selalu menggandeng Elbina di setiap event yang ada. Eksistensi Elbina semakin terlihat berkat hal tersebut. Pemasaran dan pengenalan produk Elbina oleh JNE turut memperluas jangkauan Elbina ke pasaran.

"Kemarin mereka mengambil produk kita untuk dipasang di Semarang. Ada display JNE di Semarang sepertinya. Hanya saja saya tidak tahu tepatnya di sebelah mana. Yang mengambil kemarin Mas Ari. Ada Elbina dan produk lain juga," lanjutnya.

Sokongan-sokongan itu membantu Elbina terus eksis dan memudahkan distribusi hingga ke berbagai daerah. Hingga kini pasar Elbina tak hanya berputar di lingkungan tempat tinggal. Produk Elbina telah didistribusikan ke Semarang, Bandung, Surabaya, Bali, hingga Ternate.

Bangkit Bersama, Bahagia Bersama

Presdir JNE, Mohamad Feriadi, sampaikan optimismenya untuk Bangkit Bersama UMKM Indonesia dalam event Gollaborasi
Presdir JNE, Mohamad Feriadi, sampaikan optimismenya untuk Bangkit Bersama UMKM Indonesia dalam event Gollaborasi "Creativolution" 2023 (JNE ID/YouTube)
"Ingat, bahwa makna bangkit bersama (yakni) kita yakin bahwa kita ini progresif, kita ini tumbuh, kita ini bergerak, dan kita ini terus berjalan," suara Mohamad Feriadi, Presiden Direktur JNE di acara perayaan HUT JNE ke-32 itu menggelegar dan terus terngiang.

Setelah dua tahun melalui masa pandemi, JNE masih memiliki semangat yang sama: Bangkit Bersama. Bukan hanya JNE, tetapi kebangkitan itu diharapkan juga dirasakan oleh semua elemen di perekonomian Indonesia, termasuk UMKM.

JNE optimis dengan potensi bisnis di Indonesia. Dalam suatu kesempatan di event Gollaboration "Creativolution" 2023 Feriadi menuturkan bahwa UMKM Indonesia perlu diberi kesempatan lebih untuk dapat bersaing di ruang yang lebih luas. Dengan ini JNE terus menggelar kegiatan untuk menggandeng UMKM sejak 2017.

"Karena kita melihat bahwa teman-teman UMKM ini adalah teman-teman yang perlu kita ajak bicara. JNE bukan hanya sekadar menjadi logistic company. JNE sudah menjadi network company. Karena kami sebagai network company dengan pengalaman yang ada 32 tahun, kita selalu punya semangat bagaimana JNE bisa bermanfaat buat teman-teman UMKM," tandasnya.

Kebahagiaan menjadi elemen wajib yang menyertai tiap langkah JNE. Tagline "Connecting Happiness" dipegang teguh JNE dalam setiap layanannya.

"JNE ingin menghubungkan kebahagiaan. JNE ingin mengantar kebahagiaan. Kita terus berkomitmen untuk bisa membantu siapa saja teman-teman UMKM agar produk-produk yang dihasilkan—bukan hanya di Jakarta, bukan hanya di Bandung, atau kota-kota besar, tetapi juga yang ada di seluruh Indonesia untuk bisa penetrasi ke pasar yang lebih luas," pungkas Feriadi.

Era Transformasi, Era Inovasi

Staf Ahli KemenkopUKM, Rulli Nuryanto, ungkapkan pentingnya kemampuan UMKM berinovasi dan beradaptasi dalam event Gollaborasi
Staf Ahli KemenkopUKM, Rulli Nuryanto, ungkapkan pentingnya kemampuan UMKM berinovasi dan beradaptasi dalam event Gollaborasi "Creativolution" 2023 (JNE ID/YouTube)

Upaya-upaya yang dilakukan JNE sejalan dengan strategi yang diterapkan KemenkopUKM Indonesia. Demi perluasan pangsa pasar dan peningkatan penjualan produk, UMKM harus terus bergerak.

"Untuk itu, mencermati perkembangan ini, pelaku UMKM dituntut untuk beradaptasi dan bertransformasi. Kuncinya (adalah) kreativitas, kolaborasi, inovasi, dan pemanfaatan digitalisasi," tegas Rulli Nuryanto, Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Makro, dengan berapi-api.

"Jadi, artinya kegiatan pada saat ini nih sudah sejalan lah dengan strategi tersebut," ungkap Rulli merujuk pada acara Gollaborasi "Creativolution" 2023 yang diselenggarakan JNE di Jakarta.

Jika pemerintah merupakan otak yang mengatur strategi pertumbuhan ekonomi, JNE ialah kaki, dan Elbina serta UMKM lain adalah tangan. Ketiganya menjadi kesatuan utuh yang tak dapat terpisahkan. Di antara mereka ada benang merah berupa keinginan tumbuh bersama yang kemudian mengaktifkan fungsi hati untuk membantu sesama.

#JNE32tahun #JNEBangkitBersama #jnecontentcompetition2023 #ConnectingHappiness

Media files:
01gwvn5q2feavvb7ssrcq86d6g.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar