Search This Blog

Ladang Binatang: Menggugat Jiwa Manusia Setengah Hewan

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Ladang Binatang: Menggugat Jiwa Manusia Setengah Hewan
Mar 25th 2023, 11:36, by Dimas Tri Pamungkas, Dimas Tri Pamungkas

Pertunjukan Ladang Binatang oleh Teater Institut di panggng terbuka Universitas Negeri Surabaya pada 11 Maret 2023. Foto: Dimas Tri Pamungkas.
Pertunjukan Ladang Binatang oleh Teater Institut di panggng terbuka Universitas Negeri Surabaya pada 11 Maret 2023. Foto: Dimas Tri Pamungkas.

Sebagai manusia, kita selalu beranggapan lebih unggul dari semua makhluk yang lain. Bahkan di era saat ini, di zaman yang kerap dianggap sebagai puncak pencerahan (tercerahkan secara ilmiah), keyakinan akan manusia sebagai makhluk yang unggul (makhluk sadar, puncak evolusi tertinggi, spesies rasional dan bermoral) tak tergoyahkan.

Tetapi tentu tidak semua orang akan setuju terhadap pandangan tersebut, bahkan tidak sedikit yang akan memandang manusia dari sudut yang terbalik. Salah satunya seperti pada peristiwa ketika saya mendapatkan undangan untuk hadir dalam pertunjukan teater pada 11 Maret 2023, di Surabaya.

Pertunjukan yang digagas oleh Teater Institut itu bertempat di panggung terbuka Universitas Negeri Surabaya, dengan kisah yang berjudul Ladang Binatang, yang ditulis oleh Dwi Endah Lestari, adaptasi dari novel klasik Animal Farm (1945) karya penulis Inggris, George Orwell.

Pertunjukan Ladang Binatang oleh Teater Institut di panggung terbuka Universitas Negeri Surabaya pada 11 Maret 2023. Foto: Dimas Tri Pamungkas.
Pertunjukan Ladang Binatang oleh Teater Institut di panggung terbuka Universitas Negeri Surabaya pada 11 Maret 2023. Foto: Dimas Tri Pamungkas.

Dalam pertunjukan tersebut, Dwi Endah Lestari atau yang kerap dipanggil Tari, menurut saya cukup cerdik dalam menulis naskah Ladang Binatang, walaupun hanya mengubah sedikit saja segi dari novel Animal Farm, namun yang sedikit ini memiliki potensi untuk mencari celah tentang konteks yang tepat dengan kondisi di Indonesia, terutama pada persoalan manusia.

Potensi yang sedikit ini bisa kita pahami dari awal cerita yang dibuka oleh tokoh Paman Roman, seekor Kerbau tua yang dianggap paling bijaksana oleh binatang ternak yang lain. Di antara para binatang ternak, penggalan kalimat pembuka oleh Paman Roman yang menjadi penting seperti demikian:

Di antara banyak cerita, masalah, dan keluh kesah dari kalian telah saya dengarkan, telah aku selipkan kebebasan dan kesejahteraan kita sebagai binatang melalui dongeng kepahlawanan atau nasihat-nasihat untuk permasalahan yang kalian risaukan. Ya, kemarin mungkin hanya sebuah gaung kecil. Namun hari ini, keinginan menjadi bebas itu bukan lagi gaung yang kecil, saya ingin mengajak kalian menyuarakan kebebasan bersama menjadi suara yang lantang."Kamerad sekalian, mari kita renungkan, bukankah selama ini kita menjadi makhluk yang terjajah oleh manusia? Sejak pagi hingga malam kita bekerja untuk mereka manusia. Diperjual belikan semaunya. Dipelihara dan diberi makan sedikit sekali dibanding apa yang telah kita berikan, untuk kemudian mereka manusia mengambil kembali dari kita seluruhnya dari hati sampai tai."
Pertunjukan Ladang Binatang oleh Teater Institut di panggung terbuka Universitas Negeri Surabaya pada 11 Maret 2023. Foto: Dimas Tri Pamungkas.
Pertunjukan Ladang Binatang oleh Teater Institut di panggung terbuka Universitas Negeri Surabaya pada 11 Maret 2023. Foto: Dimas Tri Pamungkas.

Penggalan kalimat yang keluar dari mulut Paman Roman—manusia dengan "jiwa setengah binatangnya" ini—menjadi penting, karena saya pikir kalimat tersebut cukup untuk kita mendapatkan pemahaman tentang latar persoalan atas keseluruhan cerita.

Sekaligus mampu menghantarkan kita yang seolah-olah jika kita masuk ke dalam jiwa manusia yang paling mendasar, kita akan mendapati bahwa sesungguhnya di balik keangkuhan dan topeng yang diperlihatkan manusia, ada pengulangan tentang transformasi dramatis yang terjadi pada saat awal manusia seakan-akan berpindah dari alam liar menuju peradaban.

Tanda dari transformasi ini adalah ketika manusia telah mengenal dirinya harus mengikuti aturan, terlebih aturan yang didukung oleh ancaman hukuman. Oleh karena itu, manusia tidak lagi hanya di atur oleh nalurinya dan mulai tenggelam pada kecemasan utopis.

Janji-janji utopis tentang kebebasan dan kesejahteraan, memang pada dasarnya merupakan standar sosial yang mampu mengondisikan manusia ke dalam peradaban yang lebih beradab. Tetapi janji-janji tersebut juga mampu melemahkan kita dan meningkatkan pengulangan penderitaan manusia. Karena dengan ditekan dan dipaksa di tanah, naluri kebinatangan manusia tidak akan hilang, melainkan malah memenuhi diri, dan melawan jiwa manusia itu sendiri.

Naluri ini menghasilkan penyakit dalam jiwa, hati nurani yang buruk semacamkeinginan untuk menyiksa diri sendiri. Dengan demikian, menandai awal dari kecenderungan manusia yang mengerikan untuk menimbulkan rasa sakit pada diri sendiri.

Pertunjukan Ladang Binatang oleh Teater Institut di panggung terbuka Universitas Negeri Surabaya pada 11 Maret 2023. Foto: Dimas Tri Pamungkas.
Pertunjukan Ladang Binatang oleh Teater Institut di panggung terbuka Universitas Negeri Surabaya pada 11 Maret 2023. Foto: Dimas Tri Pamungkas.

Di dalam cerita Ladang Binatang, penderitaan tersebut dipertegas dengan peraturan yang disebut Tujuh Peraturan Binatang:

  1. Apapun yang berjalan dengan dua kaki adalah musuh.

  2. Apapun yang berjalan dengan empat kaki dan bersayap adalah teman.

  3. Tak seekor binatang pun boleh mengenakan pakaian.

  4. Tak seekor binatang pun boleh tidur di ranjang.

  5. Tak seekor binatang pun boleh minum alkohol.

  6. Tak seekor binatang pun boleh membunuh binatang lain.

  7. Semua binatang setara

Di dalam peternakan Ladang Binatang, sebuah peradaban yang tertutup. Hati nurani yang buruk bukanlah satu-satunya yang membuat jiwa manusia sakit, melainkan dengan bantuan polah moralitas dan pengekangan sosial manusia sebenarnya dibuat dapat diperhitungkan.

Pertunjukan Ladang Binatang oleh Teater Institut di panggung terbuka Universitas Negeri Surabaya pada 11 Maret 2023. Foto: Dimas Tri Pamungkas.
Pertunjukan Ladang Binatang oleh Teater Institut di panggung terbuka Universitas Negeri Surabaya pada 11 Maret 2023. Foto: Dimas Tri Pamungkas.

Ketakutan akan hukuman adalah alat domestikasi yang melemahkan hubungan kita dengan naluri manusia, dan membuat perilaku kita lebih dapat diprediksi seperti kawanan: makna dari semua budaya, adalah pengurungan dari binatang liar "manusia" menjadi binatang yang jinak dan beradab. Binatang Peliharaan.

Sementara proses domestikasi ini diperlukan untuk penciptaan peradaban—dalam kisah Ladang Binatang diistilahkan sebagai modernisasi: pembangunan pabrik gula—yang harus dibayar dengan mengubah manusia dari hewan yang kuat, polos, dan bebas menjadi makhluk yang ditunggangi rasa bersalah, dapat dimanipulasi, dan jinak, bergantung pada seorang penggembala untuk memimpin mereka.

Seperti Alegori, seeokor Babi yang akhirnya menjadi pemimpin di antara hewan peternakan lain di Ladang Binatang, walaupun melalui tipu-daya kampanye sipil, penghiyanatan, bahkan pembunuhan kepada Benyamin, seekor babi yang di gambarkan sebagai pembawa keselamatan.

Sebagai hasil dari proses penjinakan dan pelemahan naluri kita, manusia selama ribuan tahun ini menjadi terlalu bergantung pada kesadaran, organ kita yang paling lemah dan yang paling bisa salah.

Kita telah berkembang menjadi hewan yang membedah setiap detail hingga tingkat yang dapat menumbuhkan keraguan dan sinisme hidup yang terus-menerus.

Namun yang lebih buruk lagi tren ini telah menceraikan kita dari "'pemimpin lama kita, dorongan bawah sadar yang berkuasa" yang membimbing nenek moyang kita dengan aman selama ratusan ribu tahun di tengah teror dan bahaya alam.

Media files:
01gw9aqymbtetky6brzkwvs21v.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar