Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Danantara Indonesia dan SK Plasma Co.Ltd melalui anak usaha PT SKPlasma Core Indonesia, Jumat (31/10/2025). Foto: Dok. Danantara
BPI Danantara melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan perusahaan asal Korea Selatan, SK Plasma Co.. Ltd dan anak usaha PT SKPlasma Core Indonesia. Salah satu tujuannya adalah membangun fasilitas produksi obat di Karawang, Jawa Barat.
Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, menjelaskan langkah ini juga menjadi langkah untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor obat.
"Salah satu strategi investasi kami berfokus pada penguatan ketahanan nasional dengan mengurangi ketergantungan terhadap impor, khususnya di sektor-sektor utama seperti layanan kesehatan," kata Pandu dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (11/2).
Fasilitas di Karawang akan selesai konstruksi pada 2026 dan akan memproduksi obat derivat plasma (PODP). Saat ini, SK Plasma berperan penting dalam industri PODP yang penting bagi penyakit langka dan kondisi kritis.
PODP merupakan obat-obatan yang dibuat dari plasma manusia melalui proses yang disebut fraksinasi. Terapi ini berperan penting dalam mengobati berbagai penyakit serius di mana banyak pasien tidak memiliki alternatif pengobatan yang efektif.
Selain itu, SK Plasma juga berkomitmen untuk melakukan transfer of knowledge dengan memberi kesempatan pelatihan ke Korea bagi karyawannya.
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Danantara Indonesia dan SK Plasma Co.Ltd melalui anak usaha PT SKPlasma Core Indonesia, Jumat (31/10/2025). Foto: Dok. Danantara
"Melalui kolaborasi antara keahlian teknis SK Plasma dan investasi dari Danantara Indonesia, kami berupaya meningkatkan kualitas perawatan pasien serta berkontribusi dalam menyelamatkan nyawa melalui terapi yang inovatif dan berstandar global," ujar Pandu.
Terkait pasokan obat PODP di Indonesia, sebelumnya keseluruhan kebutuhan masih dipenuhi oleh impor. Dengan adanya kerja sama ini, Pandu yakin bahwa sistem kesehatan yang kuat juga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional karena investasi yang ada juga akan berdampak pada penurunan biaya kesehatan.
"Sejalan dengan berbagai inisiatif investasi lain yang sedang dijalankan, penandatanganan MoU ini menjadi tonggak penting dalam membangun Indonesia yang lebih sehat dan tangguh," kata Pandu.
Saat ini, Danantara Indonesia memang sektor kesehatan sebagai salah satu dari delapan sektor prioritas dan merencanakan investasi pada fasilitas plasma darah serta infrastruktur kesehatan. Dalam setahun ke depan, Danantara akan berfokus pada tiga sektor yakni layanan kesehatan, manufaktur dan inovasi.
Petugas membersihkan ruangan di Wisma Danantara Indonesia, Jakarta, Senin (8/9/2025). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
CEO SK Plaska, Ki Seung Joo, merespons kerja sama ini dengan baik. Ia memiliki komitmen untuk berkontribusi dalam kemajuan infrastruktur kesehatan di dunia.
"Melalui kapabilitas kami dalam memproduksi produk obat berbasis plasma (PODP), kami akan bekerja sama secara erat dengan negara-negara yang membutuhkan pelokalan obat-obatan esensial guna berkontribusi dalam peningkatan infrastruktur kesehatan di seluruh dunia," ujar Kim.
Fasilitas fraksionasi plasma dibangun SK Plasma melalui PT SKPlasma Core Indonesia. Setelah MoU antara Danantara dan SK Plasma, kedua pihak juga akan menjajaki investasi lanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar