Dec 15th 2024, 13:29, by Eka Febriani, Lampung Geh
Lampung Geh, Metro – Boemikita, startup climate tech yang berfokus pada pengelolaan sampah dan daur ulang, semakin mempertegas komitmennya terhadap solusi lingkungan dengan meluncurkan Collection Waste Center (CWC) di Jl. Bison, Purwosari, Metro Utara, Kota Metro, pada Jum'at (13/12). Kehadiran fasilitas ini menjadi tonggak baru dalam upaya menciptakan pengelolaan sampah yang holistik dan berdampak luas, serta mendukung pelestarian lingkungan sekaligus pemberdayaan masyarakat. Setelah sukses dengan fasilitas pertamanya di Bandar Lampung, CWC Metro dirancang sebagai pusat pengumpulan dan pengolahan sampah anorganik. Fasilitas ini juga menjadi simbol penting dari visi Boemikita untuk menangani limbah yang sulit dikelola dan memberikan manfaat ekonomi baru bagi masyarakat sekitar. Ridho Iqbal Firdaus, Ketua Yayasan Boemikita, menyampaikan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam keberhasilan program ini. "Kehadiran kami di Kota Metro adalah bukti nyata dari keseriusan kami dalam pengelolaan sampah. Kami tidak hanya menangani sampah bernilai jual, tetapi juga mengolah sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi menjadi produk baru, seperti tali rafia. Dengan partisipasi masyarakat, kami percaya langkah ini akan menciptakan dampak besar bagi lingkungan dan kesejahteraan bersama," ujarnya. Ia mengatakan, melalui inovasi seperti pengolahan sampah menjadi tali rafia dan pendekatan berbasis komunitas, Boemikita optimistis dapat menciptakan perubahan besar dalam pengelolaan sampah di Indonesia "Kami berkomitmen untuk terus memperluas dampak positif di wilayah lain. Dengan lebih banyak kolaborasi dan inovasi, kami yakin pengelolaan sampah di Indonesia akan lebih baik dan berkelanjutan," tambahnya. CWC Boemikita hadir untuk melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sampah anorganik secara langsung. Dengan membawa sampah rumah tangga ke CWC, masyarakat tidak hanya mendukung program daur ulang tetapi juga mendapatkan berbagai manfaat: 1. Kesadaran Lingkungan: Edukasi pentingnya memilah sampah sejak dari rumah tangga, yang menjadi kunci keberhasilan daur ulang. . 2. Peluang Ekonomi: Limbah tak bernilai ekonomi diolah menjadi produk baru seperti tali rafia, menciptakan lapangan kerja tambahan. 3. Pengurangan Sampah di TPA: Dengan pengelolaan sampah secara maksimal, volume limbah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) dapat dikurangi secara signifikan. Ridho menyampaikan, CWC Boemikita di Metro bukan hanya fasilitas, tetapi simbol nyata dari upaya kolektif menuju lingkungan yang lebih bersih dan kehidupan yang lebih sejahtera bagi masyarakat. "Selain sebagai pusat pengelolaan sampah, CWC ini juga menjadi bagian dari misi Boemikita untuk memperluas jangkauannya di tahun 2025 dengan mendorong lebih banyak kolaborasi dengan pemerintah, komunitas, dan pelaku usaha lainnya," pungkasnya Sementara itu, Ketua PT Berkah Mitra Perdana Sukses, Muhammad Martin menilai kehadiran fasilitas ini sebagai inovasi besar di bidang pengelolaan sampah "Boemikita telah menunjukkan peran signifikan dalam pengolahan sampah di Sumatera. Dengan keterlibatan masyarakat dan fasilitas seperti ini, volume sampah yang dikelola akan meningkat, dan solusi lingkungan yang berkelanjutan akan tercapai," katanya. Sebagai Kota Pendidikan, Metro memiliki peran strategis dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah. "Kehadiran CWC di Metro diharapkan menjadi model yang dapat diadopsi oleh kota-kota lain di Indonesia," ujarnya. (Cha/Ansa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar