Seorang sumber senior Hamas mengungkapkan pihaknya menerima proposal Amerika Serikat (AS) untuk memulai pembicaraan mengenai pembebasan sandera Israel, termasuk tentara dan pria, 16 hari setelah tahap pertama perjanjian yang bertujuan untuk mengakhiri perang di Gaza, Sabtu (6/7).
Dikutip dari Reuters, Hamas telah membatalkan tuntutan agar Israel terlebih dahulu berkomitmen pada gencatan senjata sebelum menandatangani perjanjian, dan mengizinkan negosiasi untuk mencapai hal tersebut selama 6 minggu tahap pertama. Hal itu diungkapkan seorang sumber yang namanya tidak mau disebutkan.
Pejabat Palestina yang dekat dengan upaya perdamaian yang dimediasi secara internasional mengatakan, proposal tersebut dapat menghasilkan kesepakatan kerangka kerja jika diterima Israel dan akan mengakhiri perang yang telah berjalan 9 bulan antara Israel dan Hamas di Gaza.
Sementara, sumber dari tim perundingan Israel yang tak mau disebutkan namanya, mengatakan saat ini ada peluang nyata untuk mencapai kesepakatan. Hal ini sangat kontras dengan kejadian selama 9 bulan terakhir, di mana Israel menyatakan syarat yang diberikan Hamas tidak dapat diterima.
Juru bicara PM Israel Benjamin Netanyahu tidak segera memberikan tanggapan. Pada Jumat (5/7), kantornya mengatakan perundingan akan dilanjutkan minggu depan dan menekankan bahwa kesenjangan antar kedua pihak masih ada.
Dalam proposal baru itu, kata sumber Hamas dijanjikan bahwa mediator akan menjamin gencatan senjata sementara, pengiriman bantuan dan penarikan pasukan Israel selama pembicaraan tidak langsung untuk mengimplementasikan proposal tahap kedua terus berjalan.
Upaya untuk mengamankan gencatan senjata dan membebaskan sandera di Gaza meningkat selama beberapa hari terakhir dengan adanya diplomasi antarjemput yang aktif antara Washington, Israel dan Qatar, yang memimpin mediasi dari Doha, tempat kepemimpinan Hamas di pengasingan.
Sumber regional di AS mengatakan, pemerintah berusaha keras untuk mencapai kesepakatan sebelum pemilihan presiden pada November.
Sementara, Netanyahu pada Jumat mengatakan bahwa Kepala Badan Intelijen Israel, Mossad, telah kembali dari pertemuan awal dengan mediator di Qatar dan negosiasi akan dilanjutkan minggu depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar