Jun 1st 2024, 20:05, by Berita Terkini, Berita Terkini
Permasalahan dalam rumusan masalah dirumuskan dalam kalimat tanya. Hal ini disebabkan rumusan masalah merupakan pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab melalui penelitian.
Pertanyaan ini biasanya berasal dari fenomena atau kesenjangan yang diidentifikasi dalam literatur sebelumnya atau dari pengamatan langsung terhadap situasi yang ada. Rumusan masalah membantu membatasi ruang lingkup penelitian dan memberikan fokus jelas.
Permasalahan dalam Rumusan Masalah Dirumuskan dalam Kalimat Apa?
Dalam penelitian akademik, rumusan masalah adalah salah satu elemen kunci yang menentukan arah dan fokus penelitian. Secara umum, rumusan masalah sering kali disampaikan dalam bentuk kalimat tanya.
Lalu, permasalahan dalam rumusan masalah dirumuskan dalam kalimat apa? Perumusannya tersebut dibuat dalam kalimat tanya. Dikutip dari buku Mahir Bahasa Indonesia, Awalludin (2017: 11), kalimat tanya secara alami memancing rasa ingin tahu.
Ketika masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, pembaca akan terdorong untuk mencari jawaban, yang meningkatkan keterlibatannya dengan penelitian. Kalimat tanya memberikan arah yang jelas bagi penelitian.
Dengan merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan, peneliti menetapkan kerangka kerja yang spesifik untuk pengumpulan dan analisis data. Selain itu, pertanyaan penelitian membantu menyoroti tujuan utama penelitian.
Berikut adalah karakteristik dan cara merumuskannya.
1. Karakteristik Kalimat Tanya yang Baik dalam Rumusan Masalah
Spesifik dan jelas: Pertanyaan harus spesifik dan tidak ambigu, sehingga pembaca memahami dengan jelas apa yang menjadi fokus penelitian.
Relevan: Pertanyaan harus relevan dengan bidang studi dan berkontribusi pada ilmu pengetahuan yang ada.
Dapat diteliti: Pertanyaan harus dapat dijawab melalui metode penelitian yang tersedia.
2. Cara Merumuskan Kalimat Tanya yang Efektif
Identifikasi masalah utama: Mulailah dengan mengidentifikasi isu atau fenomena utama yang ingin diteliti.
Contoh: "Bagaimana pengaruh media sosial terhadap perilaku konsumsi remaja?"
Gunakan pertanyaan penelitian yang jelas dan fokus: Buat pertanyaan yang langsung mengarah pada tujuan penelitian.
Contoh: "Apakah penggunaan media sosial meningkatkan konsumsi impulsif di kalangan remaja?"
Hindari pertanyaan yang terlalu luas atau terlalu sempit: Pastikan pertanyaan tidak terlalu umum atau terlalu spesifik.
Contoh terlalu luas: "Bagaimana media sosial mempengaruhi remaja?"
Contoh terlalu sempit: "Bagaimana penggunaan Instagram selama 1 jam per hari mempengaruhi pola makan remaja usia 15-16 tahun di SMA X pada bulan Mei 2024?"
Permasalahan dalam rumusan masalah dirumuskan dalam kalimat tanya. Hal ini mempermudah peneliti untuk tetap fokus pada masalah yang ingin diselesaikan. (Gin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar