Sebanyak 23 orang imigran yang mencoba menyeberangi laut Mediterania dari Tunisia ke negara-negara Eropa hilang dalam dua pekan terakhir. Hal itu disampaikan oleh Garda Nasional Tunisia dalam sebuah pernyataan Sabtu (18/5).
Garda Nasional, yang mengawasi penjaga pantai di negara Afrika Utara itu, mengatakan pencarian masih dilakukan terhadap kelompok imigran yang berangkat pada awal Mei 2024 itu.
"Mereka berlayar semalaman antara tanggal 3 dan 4 Mei," kata Garda Nasional dikutip dari AFP. Para imigran ini berlayar dari kota Nabeul.
Bertindak atas perintah jaksa di Nabeul, Garda Nasional mengatakan telah menangkap lima orang yang diduga terlibat dalam mengatur penyeberangan tersebut.
Tunisia adalah titik keberangkatan utama bagi imigran gelap yang mengambil risiko melakukan perjalanan laut yang berbahaya untuk mencapai Eropa. Salah satu pulau terdekat dari Tunisia yakni Lampedusa, Italia. Mereka mengharapkan kehidupan lebih baik di Eropa.
Lebih dari 1.300 orang tewas atau hilang tahun lalu dalam kecelakaan kapal, menurut organisasi non-pemerintah Forum Tunisia untuk Hak Sosial dan Ekonomi (FTDES).
Pekan lalu, pihak berwenang melaporkan peningkatan 22,5 persen dalam jumlah intersepsi migran, dengan lebih dari 21.000 orang dicegah meninggalkan Tunisia atau diselamatkan selama empat bulan pertama tahun 2024.
Menurut Garda Nasional, 21.545 orang dicegat antara 1 Januari dan 30 April. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan 17.576 orang pada periode yang sama tahun lalu.
Sejak 1 Januari, 291 jenazah korban kapal karam telah ditemukan dibandingkan dengan 572 jenazah pada tahun lalu dalam jumlah operasi hampir tiga kali lipat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar