Pawai obor menghiasi sejumlah jalanan di Jakarta pada Sabtu (9/3) malam. Warga berbondong-bondong membawa obor hingga alat musik rebana, sembari berselawat keliling kampung. Mereka bersukacita menyambut bulan suci Ramadan.
Salah satunya pawai obor yang dilakukan oleh warga majelis taklim Masjid Ash-Sholihin, Pulo Kambing, Jakarta Timur.
Tua dan muda ikut turun ke jalan, membawa obor dan berpartisipasi dalam pawai tersebut. Ada juga anak-anak yang tampak membawa poster hingga bendera Palestina. Kebanyakan dari mereka menggunakan pakaian muslim dan terlihat antusias ikut pawai.
"Marhaban ya Ramadan," demikian salah satu tulisan dalam poster yang mereka bawa.
Salah satu warga yang ikut dalam pawai tersebut, Ari, mengungkap tradisi pawai obor menyambut Ramadan ini sudah setiap tahun dilakukan.
"Pawai obor emang udah tiap tahun di sini. Sekadar keliling kampung aja buat syiar menyambut Ramadan. Yang ikut anak anak sampai orang tuanya yang ikut pengajian, termasuk warga sekitar masjid," kata dia.
"Ada yang bawa obor, ada yang bawa rebana, ada angklung juga buat suasana makin semarak," sambungnya.
Pawai Obor di Radio Dalam
Rekah senyum warga RW 11 Jalan Petogogan, Radio Dalam, Jakarta Selatan, pun tampak menyala bersanding dengan obor yang dibawa mereka.
Gema selawat mengiringi perjalanan mereka untuk menyambut Ramadan tiba. Dipadu dengan alunan hadroh, kompak semua menggema.
Alsandi, salah satu pemain hadroh yang masih duduk di bangku sekolah dasar pun mengaku senang dapat ikut serta dalam pawai obor ini.
"Dikonsep main hadroh, ya sangat senang bisa ikut main," ujarnya.
Katanya, keceriaan warga ini tak tampak pada Ramadan tahun-tahun lalu. Pandemi COVID-19 memaksa mereka untuk tetap tinggal di rumah, menikmati Ramadan penuh khusyuk meski tak bisa bersua dengan lingkungannya.
"Kalau COVID kemarin sih kita gak ada kegiatan apa pun, paling cuma ngaji tadarus doang. Karena kita semua ibadah di rumah jadi enggak ada kegiatan di luar," ucap Nurul salah satu panitia yang menggelar pawai ini.
Masyarakat RW 11 pun mengerti saat ditiadakannya pawai obor pada Ramadan masa COVID lalu itu.
"Pasti ngertiin ya, karena mungkin mereka juga punya rasa takut dari berita yang mereka dengar," tutur Sinta, peserta dari pawai obor ini.
"Mungkin ada perasaan sedih ya, yang biasanya ada kegiatan, saat COVID jadi tidak ada," tambahnya.
Tahun ini menjadi momen kembalinya senyum mereka. Karena Ramadan ini bisa kembali bersama-sama.
Anak-anak, remaja hingga lansia pun turun ke jalan meramaikan pawai tersebut.
Antusias masyarakat tampak jelas ketika mengetahui rangkaian acara jelang Ramadan tiba kembali digelar.
"Pastinya mereka senang sih karena banyak kegiatan enggak hanya di rumah saja. Jadi antusias mereka pun tadi jadi lebih senang," lanjut Nurul.
Pawai obor ini melibatkan Karang Taruna untuk mengatur kelancaran dari acara tersebut.
Hingga usai, baik anak-anak hingga masyarakat umum sekalipun semakin menyala senyumnya seirama dengan nyala api obor mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar