Search This Blog

Deteksi Dini Kanker Kolon dan Regnum, Simak Beberapa Pencegahannya

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Deteksi Dini Kanker Kolon dan Regnum, Simak Beberapa Pencegahannya
Mar 3rd 2024, 19:07, by Tim kumparan, kumparanSAINS

Ilustrasi kesehatan usus. Foto: Helena Nechaeva/Shutterstock
Ilustrasi kesehatan usus. Foto: Helena Nechaeva/Shutterstock

Kanker kolon dan regnum, mungkin masih terasa asing di telinga masyarakat umum. Kanker jenis ini merupakan kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon) bagian bawah yang terhubung ke rektum (anus).

Kanker kolorektal punya nama lain, yaitu kanker rektum atau kanker kolon, hal itu tergantung pada lokasi munculnya.

Dokter spesialis bedah, dr.Yossi Andila,M,Ked(Surg),SpB,Supsp,BD(K), pun menjelaskan soal gejala, faktor risiko hingga cara pencegahan-penanganan yang efektif.

Menurut Yossi, deteksi dini yang paling mudah, awal dan praktis adalah colok dubur. Lalu kemudian pemeriksaan feses atau tinja.

"Gejala kanker kolorektal tergantung pada ukuran dan lokasinya. Sebagian gejala umum yang dialami yaitu perubahan pada kebiasaan buang air besar, perubahan konsistensi tinja. Adanya darah dalam tinja dan perut yang terasa selalu tidak nyaman dalam kurun waktu minimal 6 minggu terus menerus" ungkap dokter yang berpraktik di RS Siloam Surya Dhirga, Medan, Sumatera Utara ini.

Menurut Yossi, faktor risiko yang dapat diubah yaitu melalui konsumsi daging merah dan daging olahan. "Diet tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik hingga konsumsi rokok/ paparan asap rokok sekaligus konsumsi alkohol menjadi penyebab utama timbulnya kanker ini," imbuhnya.

Deteksi dan Penanganan

Ilustrasi kanker rektum/kanker usus besar. Foto: Anatomy Image/Shutterstock
Ilustrasi kanker rektum/kanker usus besar. Foto: Anatomy Image/Shutterstock

Pemeriksaan feses merupakan cara umum dilakukan dan meliputi beberapa pemeriksaan, di antaranya pemeriksaan FIT atau FIT-DNA.

Metode yang satu ini dilakukan dengan menggabungkan beberapa pemeriksaan guna mendeteksi adanya perubahan DNA pada feses yang tidak bisa dilihat hanya dengan menggunakan mikroskop. Pemeriksaan darah samar atau fecal occult blood test (FOBT).

"Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan darah yang terdapat pada feses," tutur Yossi Andila.

Pemeriksaan ini terbagi dalam dua jenis, yaitu: Fetal immunochemical test (FIT), yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan mencampurkan feses dengan cairan khusus ke dalam mesin yang mengandung antibodi guna memeriksa adanya kandungan darah pada feses.

Guaiac FOBT, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan menempatkan feses pada kartu khusus yang diberi bahan kimia. Jika feses positif mengandung darah, kartu akan berubah warna.

Pemeriksaan kolonoscopi merupakan gold standard untuk mendiagnosis kanker kolo rektal, ini merupakan pemeriksaan yang hampir mirip dengan sigmoidoskopi, tetapi menggunakan selang yang lebih panjang mencapai keseluruhan bagian usus besar.

Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui stadium kanker dan letak kanker yang sesungguhnya. Selain beberapa metode tersebut, terdapat lain yang dilakukan, yaitu pemeriksaan kadar CEA dalam darah.

Yaitu akan menunjukkan kadar CEA dalam darah pengidap kanker, jika kadar CEA tinggi, maka peserta positif mengidap kanker kolorektal.

Sementara untuk mengantisipasi adanya penyakit lain yang berbahaya, tes darah secara lengkap juga diperlukan. Tes darah lengkap akan meliputi perhitungan jumlah sel darah merah, sel darah putih, trombosit, serta hemoglobin.

" Deteksi dini yang benar, pada stadium (1-2) dapat digantikan mempunyai Pronogsis yang baik atau tingkat kesembuhan mencapai 95 persen," pungkas dia.

Media files:
01g7gtfb46751qwv4s3p2nj9rw.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar