Banyak orang yang memilih mandi dengan air hangat karena memberikan efek menenangkan bagi tubuh, tak terkecuali bagi ibu hamil. Mandi atau berendam air hangat juga bisa membuat tubuh lebih rileks dan bisa tidur lebih nyenyak.
Tapi ternyata mandi air hangat tak bisa dilakukan sembarangan bagi ibu yang sedang hamil di trimester pertama atau hamil muda, lho! Apa alasannya? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Yang Perlu Dipahami Sebelum Ibu Hamil Muda Mandi Air Panas
Mom Junction melansir, para ahli menyarankan agar ibu hamil menghindari air panas karena dapat meningkatkan suhu tubuh, yang dapat berisiko bagi bayi. Ibu hamil boleh mandi dengan air hangat selama suhunya tidak melebihi batas yang dianggap aman yaitu 33-36,6 derajat celsius.
Selain itu, suhu tubuh ibu hamil juga tidak boleh melebihi 38,9 derajat celsius saat hendak mandi dengan air hangat karena dapat menyebabkan komplikasi serius.
Risiko Mandi Air Terlalu Panas saat Hamil
1. Membahayakan Ibu
Ibu hamil yang mandi air panas dikhawatirkan tubuhnya akan melemah, merasa pusing, bahkan pingsan. Ini terjadi karena tekanan darah yang menurun setelah tubuh ibu terkena air dengan suhu tinggi.
Ini lah kenapa kita sering kali merasa dingin setelah mandi dengan air hangat. Bila ibu jatuh pingsan, ada risiko cedera dan keguguran yang lebih buruk.
2. Menyebabkan Bayi Tegang
Ibu cenderung merasa lebih hangat selama kehamilan karena perubahan hormon dan peningkatan sirkulasi darah pada tubuhnya. Suhu tambahan saat ibu hamil berendam dengan air hangat atau sauna dapat menaikkan suhu ke tingkat yang berisiko. Ini akan meningkatkan sirkulasi darah dan membuat bayi di dalam kandungan tegang.
3. Bayi Jadi Stres
Mengutip Web MD, berada di antara uap air panas ataupun sauna dalam waktu yang lama saat hamil dapat meningkatkan suhu tubuh serta mengubah detak jantung ibu dan janin. Kondisi ini dapat menyebabkan bayi di dalam kandungan stres yang berisiko pada keselamatannya, Moms.
4. Berpotensi Menimbulkan Bayi Cacat
Mandi air panas saat hamil terutama pada trimester pertama dapat mempengaruhi perkembangan otak dan sumsum tulang belakang janin. Pada akhirnya, hal ini akan menyebabkan cacat tabung saraf seperti spina bifida pada bayi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar