Ketua Dewan Pembina Partai Golkar 2019-2024, Aburizal Bakrie, merespons isu kader beringin jadi cawapres koalisi lain. Nama santer terdengar adalah Ridwan Kamil.
Eks Gubernur Jawa Barat itu disebut sebagai kandidat kuat cawapres Ganjar Pranowo yang diusung PDIP.
Menurut Ical, sapaan Aburizal, kejadian seperti saat ini bukan pengalaman baru bagi Golkar. Pada pilpres 2004, mereka mengalaminya.
"Kan, sudah pernah dulu juga begitu, 2004," kata Ical di kantor DPP Golkar, Sabtu (16/9).
Tahun 2004 yang dimaksud Ical adalah ketika Jusuf Kalla yang merupakan kader Golkar jadi cawapres Susilo Bambang Yudhoyono. Padahal, keputusan Golkar kala itu mengusung Wiranto.
Meski pernah terjadi, Ical tidak tahu apakah situasi serupa bisa terulang pada pilpres 2024. Sebab, kini ada ambang batas untuk mengusung capres-cawapres.
"Ya dulu, sekarang enggak tahu. Kan, tergantung, kalau misalnya yang bisa mencalonkan sendiri, kan, hanya PDIP, yang lain tidak bisa," ujar Ical.
Untuk saat ini, kata Ical, Golkar masih teguh dengan keputusan tertinggi partai. Golkar masih tetep menentukan bahwa capresnya adalah Airlangga.
"Kalau saya, tetap berpegang kepada keputusan Rapimnas. Ketentuan Munaslub memberikan wewenang kepada Airlangga untuk menentukan siapa capres-cawapres-nya. Nah terus kemudian keputusan Rapimnas itu adalah menentukan Pak Airlangga sebagai Capresnya," ujarnya.
"Nah, sekarang tergantung pada Airlangga. Jadi kita konsisten pada sikap dan keputusan daripada tertinggi dari partai," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar