Kondisi kemarau dan El Nino menyebabkan kekeringan di wilayah gambut dan tempat-tempat kantong air atau embung. Meski begitu berbagai upaya pemadaman terus dilakukan tim Manggala Agni untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), namun api belum kunjung padam sedangkan pasokan air kian menipis dan menjauh dari lokasi kebakaran.
Tak hanya itu, kendala juga terjadi ketika lokasi kebakaran jauh dari pemukiman warga dan di hamparan gambut luas membuat tim kesulitan dalam memasok logistik untuk petugas di lapangan.
"Petugas harus menggali tanah untuk mencari sumber air yang baru. Kondisi ini berbahaya, di mana wilayah terbakar adalah kawasan gambut yang apabila terbakar sulit untuk dipadamkan," kata Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera Ferdian Kristianto, Ahad (27/8).
Dengan kendala itu, Ferdian menyebutkan sudah 13 hari pihaknya berada di lokasi kebakaran untuk memadamkan api yang tak kunjung padam. Personel tambahan pun dikerahkan agar api bisa segera dipadamkan.
"Dua titik kebakaran di dua desa itu masih dalam satu hamparan dan berbatasan dengan konsesi sebuah perusahaan perkebunan," jelas dia.
Ferdian menjelaskan, kebakaran lahan di areal gambut cukup unik. Pihaknya tidak bisa hanya puas memastikan api di permukaan dapat dipadamkan, mereka pun harus memastikan api yang berada di bawah permukaan dapat dimatikan. Kalau tidak, suatu waktu api yang masih menyala di bawah dapat membesar dan sulit dipadamkan.
"Tidak ada api di permukaan, namun asap masih mengepul. Itu menandakan jika di bawah permukaan tanah masih ada api yang jika tidak dibasahi maka potensi kebakaran akan tetap ada," jelas dia.
Tak hanya lahan gambut, kebakaran di wilayah dengan karakteristik lahan mineral juga terjadi di Sumsel. Kebakaran yang melanda kawasan Jejawi dan Indralaya Utara turut menjadi atensi pihaknya terlebih asap kebakaran mengganggu fasilitas umum jalan Tol di dua ruas jalan yakni, Tol Indralaya-Palembang, dan ruas tol Kayuagung-Palembang.
"Untuk di kawasan tol sudah bisa dipadamkan. Di mana luas lahan kebakaran di sana diperkirakan mencapai 30 hektare dan bersifat sporadis," kata dia.
Untuk diketahui, saat ini fokus penanganan karhutla di dua wilayah yakni Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir (OI). Kebakaran terparah sejauh ini terjadi di OKI dengan luasan hampir 150 Hektare (Ha) lahan terbakar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar