Aug 27th 2023, 12:54, by Ema Fitriyani, kumparanBISNIS
PT PLN (Persero) membahas peluang sistem interkoneksi listrik antar negara-negara ASEAN dengan 3 perusahaan listrik asal Malaysia, Thailand, dan Laos dalam perhelatan ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) ke-41.
Tiga perusahaan Listrik tersebut yaitu Tenaga Nasional Berhad dari Malaysia, Electricite du Laos, dan perusahaan listrik asal Thailand Electricity Generating Authority of Thailand (EGAT).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan di tengah pencapaian target transisi energi dan pengurangan emisi global, seluruh negara-negara anggota ASEAN sepakat ketahanan energi diwujudkan dengan membangun konektivitas antar negara ASEAN.
Arifin mengatakan, pembahasan interkonektivitas tersebut dicantumkan dalam Trans-ASEAN Gas Pipeline (TAGP) dan ASEAN Power Grid (APG) untuk energi ASEAN yang berkelanjutan.
"Tagline energi ASEAN memuat tiga pilar energi yaitu keberlanjutan, keamanan, dan interkonektivitas. Pilar-pilar ini mewakili tantangan utama kami dalam mempercepat konektivitas energi untuk mencapai pertumbuhan ASEAN yang berkelanjutan," ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Minggu (27/8).
Arifin menuturkan, sistem interkoneksi ini bisa menjadi tulang punggung (backbone) jika suplai listrik di sebuah wilayah berlebih, maka dapat dialirkan sesuai dengan kebutuhan kawasan.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan sistem interkoneksi di ASEAN bukan hal yang baru bagi PLN. Indonesia dan Malaysia sudah membuat langkah agresif dengan menghubungkan sistem Kalimantan dengan Sabah.
Namun, menurut dia, pengembangan interkoneksi ini memang perlu dilakukan apalagi di tengah tantangan pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).
"Dengan adanya perencanaan ambisius mengenai pengembangan pembangkit EBT dalam skenario transisi energi Indonesia, maka inisiatif ini juga mampu meningkatkan fleksibilitas pasokan dan permintaan di sektor kelistrikan," ujarnya.
Menurutnya, untuk mewujudkan sistem interkoneksi antar negara ini menghadapi tantangan dari sisi kebijakan, teknis, maupun komersil. Namun tantangan tersebut tidak mustahil apabila semua pihak mempunyai semangat yang sama.
"Pertanyaannya adalah bagaimana kita akan mewujudkan rencana ini. Kita membutuhkan suatu semangat kolaborasi, persatuan, dan kesejahteraan bersama," terang Darmawan.
Darmawan menambahkan, semangat untuk duduk bersama mewujudkan ketahanan energi di kawasan ASEAN merupakan langkah yang baik. Apalagi, ASEAN merupakan salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dunia yang cukup kuat.
"Pertemuan ini juga akan menguatkan hubungan antar negara ASEAN yang dahulu terfragmentasi menjadi satu kesatuan yang solid. Saya yakin dengan semangat kolaborasi ini, kita bisa menghadapi segala tantangan yang ada bersama-sama, hanya ada satu arah, yaitu maju," tambahnya.
President and Chief Executive Officer of Tenaga Nasional Berhad Dato' Indera Ir. Baharin menyambut baik kerja sama ini. Menurutnya, rencana interkoneksi sistem listrik ini merupakan peluang investasi ke depan.
Meski membutuhkan alokasi anggaran yang tak sedikit, lanjut dia, namun dengan kolaborasi yang kuat maka bisa menjadi peluang yang menguntungkan bagi seluruh negara.
"Iklim investasi yang menarik, dan juga daya tarik secara pengembalian modal menjadi tantangan tersendiri. Meski memang model interkoneksi ini sukses diterapkan di Eropa. Peluang kolaborasi ini akan bisa ditingkatkan," terang Baharin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar