Jul 22nd 2023, 22:33, by Ochi Amanaturrosyidah, kumparanNEWS
Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), merespons pantun 'godaan' ajakan untuk berkoalisi yang dilontarkan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. Menurut AHY, pantun Muzani bukan godaan, melainkan sebuah jalan untuk membuka komunikasi yang makin baik dengan parpol lain.
"Enggak menggoda lah. Tapi intinya itu kita selalu berkomunikasi baik, membuka jalinan silaturahim dengan semua," kata AHY di Sentul, Bogor, Sabtu (22/7).
Ia menyebut, pihaknya juga menghormati koalisi yang telah dibangun oleh masing-masing parpol. Termasuk Gerindra.
"Tapi kami saling menghormati, dibuka dengan rasa saling menghormati bahwa saat ini Demokrat serius berada di Koalisi Perubahan begitu juga kami menghormati Gerindra serius membangun koalisinya," imbuhnya.
Setiap komunikasi yang dilakukan antara Demokrat dengan Gerindra juga, kata AHY, telah disampaikan kepada bacapres Anies Baswedan.
"Oh iya tentu, setiap pertemuan, kami punya etik yang dijalankan adalah kita memberi tahu nanti ada pertemuan dengan partai tertentu sebelumnya maupun setelah," tutur AHY.
Lebih lanjut, AHY mengatakan, dalam membangun suatu koalisi perlu rasa saling percaya. Hal ini pun yang tengah dikuatkan Demokrat dengan NasDem dan PKS yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
"Inilah saling terbuka, saling bercerita, kami tahu ada etika yang dijunjung, dan niat baiknya adalah menjaga bangunan koalisi ini tetap baik dan kokoh," tutupnya.
Sebelumnya, Ahmad Muzani memimpin partainya dalam pertemuan bertajuk silaturahmi kebangsaan dengan Partai Demokrat.
Ahmad Muzani sempat melempar pantun kepada Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya. Ia menyebut Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, akan lebih kuat jika mendapat dukungan dari Partai Demokrat.
"Kami hanya menitipkan satu pantun saja tadi sama Mas Riefky. Pergi ke pasar beli alpukat, membelinya di pasar terapung, Pak Prabowo akan tambah kuat, jika Partai Demokrat bergabung," ujar Muzani dalam konferensi pers di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (20/7).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar