May 12th 2023, 18:08, by Angga Sukmawijaya, kumparanBISNIS
Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan atau BPJamsostek, Zainudin, mengatakan kasus klaim program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) BPJamsostek khususnya dari sektor pekerja informal atau Bukan Penerima Upah (BPU) kasusnya beragam.
"Kecelakaan kerja kami itu unik-unik. Ada marbot masjid azan Jum'at meninggal, itu JKK. Lalu ada petani di Serang lagi panen jengkol jatuh, itu JKK juga," kata Zainudin saat Public Expose Keuangan BPJS Ketenagakerjaan di Jakarta, Jumat (12/5).
BPJS Ketenagakerjaan mencatat, klaim JKK tahun 2022 sebesar 297.725 kasus, naik dari 234.370 kasus di tahun 2021. Sementara klaimnya juga meningkat dari Rp 1,7 triliun di 2021 menjadi Rp 2,3 triliun di 2022.
Zainudin mengatakan, tahun ini pihaknya akan fokus menyasar pekerja informal atau BPU yang belum tercover oleh perlindungan kerja. Saat ini, terdapat 6 juta pekerja informal sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan, dari angka itu, 80 persen adalah angkatan kerja yang berada di desa.
"Kedua, kita coba melindungi pekerja rentan. Kenapa, itu sama, mayoritas di desa. Data pemerintah yang kami terima, 30 juta pekerja itu pekerja rentan, baik rentan ekonomi maupun rentan secara risiko," ungkap dia.
Strategi lainnya untuk meningkatkan jangkauan ke peserta pekerja informal adalah BPJS Ketenagakerjaan tahun ini akan menyasar pasar tradisional dan pasar modern, termasuk para pelaku UMKM.
Tahun 2023 ini, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan pertumbuhan peserta pekerja informal bisa mencapai 97 persen, dari capaian saat ini yakni 6 juta pekerja informal.
"Selain kita tetap pertahankan pertumbuhan di sektor formal, kita lebih banyak forkusnya ke informal dan UKM. Karena ini wilayah yang jarang disentuh oleh kita. Dan secara perlindungan sebenarnya mereka lebih butuh," pungkas dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar