Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, berbicara soal kans Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi cawapres Prabowo Subianto. Menurut dia, cawapres Prabowo tak mutlak harus Cak Imin.
"[Cawapres] Kami menangkap tidak perlu sampai 100 persen harus Pak Muhaimin. Kalau harus Pak Muhaimin kan sudah deklarasi bulan Agustus tahun lalu, sekarang masih terbuka," kata Hashim di Gedung Joang 45 usai menghadiri deklarasi Prabowo Mania 08, Minggu (12/3).
Hashim juga menanggapi soal nama gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang diisukan akan diduetkan oleh Prabowo.
"Ya saya kira terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut dengan Pak Prabowo, dengan catatan Pak Prabowo calon presiden. Saya kira sudah tidak mungkin kalau Pak Prabowo calon wakil presiden," ucapnya.
Hashim mengatakan, apabila Ganjar ingin berduet dengan Prabowo, maka harus legowo jika menjadi cawapres.
"Saya kira kalau pak Ganjar mau ikut, mau diduetkan dengan pak Prabowo saya kira kami terbuka, pak Prabowo terbuka [Ganjar] sebagai calon wakil presiden," tandas dia.
Prabowo Tak Mungkin Jadi Cawapres Ganjar
Hashim mengatakan Gerindra terbuka jika Ganjar ingin bergabung bersama Gerindra di Pilpres 2024.
"Ya saya kira terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut dengan Pak Prabowo, dengan catatan Pak Prabowo calon presiden," kata Hashim.
"Saya kira sudah tidak mungkin kalau Pak Prabowo calon wakil presiden," lanjut dia.
Hashim kemudian membeberkan alasan mengapa Prabowo tidak bisa menjadi cawapres.
"Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua pengalamannya berbeda kan. Saya kira kalau Pak Ganjar mau ikut, mau diduetkan dengan Pak Prabowo saya kira kami terbuka, Pak Prabowo terbuka (Ganjar) sebagai calon wakil presiden," kata Hashim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar