Mar 20th 2023, 18:30, by Sinar Utami, kumparanBISNIS
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus melakukan penghematan demi menuju profitabilitas. Salah satu yang dilakukan adalah memangkas insentif dan pemasaran produk GoTo hingga 34 persen atau senilai Rp 2,8 triliun di kuartal IV 2022 (yoy).
Sehingga upaya penghematan di kuartal IV 2022 ini berdampak pada penurunan beban operasional tetap (fixed operating expense) rata-rata bulanan di kuartal I 2023 (Januari-Februari 2023) hingga 20 persen atau Rp 200 miliar setiap bulannya.
Meski mengurangi pemberian insentif, Grup GoTo terus mencatatkan pertumbuhan positif. Hal ini dimungkinkan dengan fokus untuk tumbuh secara berkelanjutan dan menitikberatkan pada pelanggan setia, dengan berbagai layanan strategis yang ditawarkan.
Rata-rata transaksi konsumen tumbuh 24 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai Rp 9,6 juta per konsumen per tahun di kuartal keempat 2022.
Dengan begitu, Grup GoTo berada dalam jalur yang tepat untuk mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal IV 2023. Hal ini didorong dengan perkiraan pengurangan cash burn atau bakar uang tahunan sebesar 60-65 persen di tahun 2023.
EBITDA yang disesuaikan secara Grup pada kuartal IV 2022 masih minus Rp 3,1 triliun (-1,9 persen) dari GTV (gross to value) atau jumlah transaksi yang mengalami perbaikan sebesar 52 persen dari tahun sebelumnya dan 15 persen dari kuartal sebelumnya.
Direktur Utama GoTo Andre Soelistyo mengeklaim, pertumbuhan pendapatan masih tetap tercapai di tengah implementasi strategi pengurangan insentif serta pemasaran produk.
"Saat ini fokus kami adalah membangun infrastruktur layanan untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan menguntungkan secara jangka panjang. Selama dua bulan pertama tahun 2023, kami melihat pertumbuhan yang lebih pesat," tuturnya.
Direktur Keuangan GoTo, Jack Lo juga mengatakan, sepanjang 2022 perusahaan terus mencatatkan pertumbuhan konsisten di tengah ketidakpastian makroekonomi, seiring dengan pengelolaan beban secara menyeluruh.
"Melalui pelaksanaan efisiensi struktural di seluruh bagian organisasi. Tujuan kami adalah mendorong penghematan beban usaha yang telah mendukung tercapainya perbaikan indikator profitabilitas lebih cepat dari perkiraan," katanya.
Adapun manajemen GoTo menargetkan bisa menuju profitabilitas atau mencetak adjusted EBITDA positif pada kuartal IV 2023.
Rugi Bersih GoTo Tembus Rp 40 Triliun di 2022
oTo juga mengumumkan laporan keuangan perusahaan di kuartal IV dan sepanjang 2022. Dalam laporannya, GoTo masih mencatatkan rugi bersih Rp 40,4 triliun di 2022.
Sementara untuk di kuartal IV 2022, GoTo menyampaikan masih merugi hingga Rp 19,5 triliun. Jika dihitung lebih rinci, kerugian GoTo di 2022 naik hingga 56 persen secara tahunan (yoy) dari pencapaian 2021 yakni Rp 25,9 triliun.
Sementara secara kuartalan juga rugi bersih GoTo meningkat dibanding kuartal IV 2021 yang saat itu sebesar Rp 10,2 triliun.
Sementara secara kuartalan juga rugi bersih GoTo meningkat dibanding kuartal IV 2021 yang saat itu sebesar Rp 25,9 triliun. Kenaikan itu dikarenakan beberapa aspek non kas-kas maupun peristiwa yang hanya dilakukan satu kali, yang tidak mencerminkan kinerja bisnis inti perseroan.
Aspek-aspek tersebut mencakup penurunan nilai goodwill (goodwill impairment) sebesar Rp 11 triliun terkait dengan penggabungan Gojek dan Tokopedia, investasi di JD, serta peningkatan beban kompensasi berbasis saham. Ini dikarenakan adanya penyesuaian asumsi masa kerja karyawan, serta beban restrukturisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar