Jan 15th 2023, 11:40, by Ema Fitriyani, kumparanBISNIS
PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Energy Management Indonesia (PT EMI) dan PT Alpha Rizki Teknologi (Artekno) untuk pengembangan dan pengelolaan biomassa.
Kolaborasi ini untuk memenuhi kebutuhan pasokan biomassa sebagai pengganti batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan memanfaatkan sumber daya setempat. Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menyampaikan, perusahaan memiliki visi menjadi solusi energi primer terintegrasi pertama se-Asia Tenggara.
PLN EPI juga memanfaatkan biomassa sebagai program co-firing bagi PLTU, di mana program ini tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca namun juga membangun ekonomi kerakyatan di mana masyarakat juga diberdayakan dalam penyediaan biomassa.
"Keterlibatan masyarakat dalam program ini akan membantu meningkatkan perekonomian dan memastikan sustainability pasokan biomassa dalam program co-firing bagi PLTU," ujar Iwan dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (15/1).
Sementara itu, Direktur Utama PT EMI Surya Fitriadi mengatakan, tuntutan terkait pemanfaatan biomassa untuk co-firing PLTU semakin besar di masa depan. Sehingga perlu membangun ekosistem yang kuat untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
"Hal ini menjadi kesempatan untuk PT EMI yang tidak hanya menjadi aggregator tetapi juga membantu PLN EPI memasok biomassa PLTU," ungkap Surya.
Direktur PT Alpha Rizki Teknologi Daymas Arangga menuturkan, MoU ini merupakan landasan awal kolaborasi terkait penyediaan biomassa atau bioenergi untuk pembangkit PLN. Kolaborasi ini juga bagian dari upaya bersama mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) melalui penyediaan energi bersih dan terjangkau.
Sedangkan direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko mengungkapkan, MoU ini telah dirintis sejak tahun lalu. Dalam kurun waktu tersebut sudah ada beberapa kegiatan bersama yaitu mencari sumber biomassa setempat, mengumpulkan biomassa yang belum diproses di sekitar PLTU yang akan melakukan co-firing, serta melihat potensi fasilitas pasar produksi.
PT Artekno terlibat sebagai investor dan PT EMI sebagai aggregator untuk penanaman biomassa melalui program CSR. Aris menambahkan, PLN EPI membutuhkan biomassa dengan jumlah sekitar 1,05 juta ton untuk tahun 2023. Jumlah ini diperkirakan terus meningkat hingga 10 juta ton pada tahun 2025.
"Oleh karena itu, diperlukan kegiatan yang masif dalam mendukung kebutuhan biomassa untuk co-firing PLTU. Yakni dengan melakukan penanaman tanaman energi yang dimulai dengan ekosistem hutan energi serta mensinkronkan dengan rantai pasok biomassa dengan rantai pasok batu bara," katanya.
Aris juga menjelaskan, di sekitar tambang batu bara terdapat lahan tidur yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Dengan melakukan penanaman tanaman biomassa, masyarakat bisa merasakan dampak secara ekonomi dan sekaligus membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.
"PLN akan terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendukung pemerintah mencapai target Net Zero Emission di tahun 2060 dan sekaligus mengupayakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan melalui program co-firing biomassa ini," tutur Aris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar