Search This Blog

Menelusuri Permata Budaya Malang di Desa Balesari

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Menelusuri Permata Budaya Malang di Desa Balesari
Aug 16th 2025, 14:28 by Annisa Nabila Alifia Ruston

Malam 1 Suro Kraton Gunung Kawi - Dokumentasi oleh KKN FBD 67 Universitas Brawijaya 2025
Malam 1 Suro Kraton Gunung Kawi - Dokumentasi oleh KKN FBD 67 Universitas Brawijaya 2025

Berjalan di Balesari ibarat membuka lembaran sejarah yang masih bernapas, di mana seni, adat, dan kearifan lokal berpadu dalam harmoni.

Desa Balesari, yang terletak di Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, merupakan salah satu desa yang masih memegang teguh warisan budaya leluhur. Dikelilingi oleh bentang alam kaki Gunung Kawi yang sejuk dan subur, Balesari bukan hanya menyuguhkan pemandangan yang memanjakan mata, tetapi juga menyimpan beragam tradisi yang hidup dan berkembang di tengah masyarakatnya.

Berbagai kesenian rakyat, upacara adat, hingga ritual keagamaan masih dilaksanakan secara turun-temurun, menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari warga.

Masyarakat Balesari dikenal memiliki rasa gotong royong yang kuat, tercermin dalam setiap kegiatan budaya yang melibatkan hampir seluruh lapisan warga, dari anak-anak hingga orang tua. Di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi, upaya pelestarian ini menjadi bentuk nyata komitmen warga dalam menjaga jati diri dan identitas desa.

Balesari pun kini tidak hanya menjadi ruang hidup bagi warganya, tetapi juga destinasi bagi para pecinta budaya yang ingin menyaksikan langsung kekayaan tradisi dan kearifan lokal khas Malang. Berikut adalah beberapa tradisi dan kesenian budaya di Desa Balesari yang cukup menarik.

1. Bersih Dusun & Sedekah Bumi

Merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan sebagai wujud syukur atas hasil panen dan rezeki yang melimpah, serta memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Warga membuat gunungan dari hasil bumi dan di belakang arak-arakan, terdapat koor yang melantunkan pujian-pujian kepada Tuhan.

2. Nyadran

Memberikan sesaji kepada leluhur di beberapa tempat, misal seperti Sumber Jodoh, jembatan, dll. Dari cerita nenek moyang yang ada, diberikan sesaji karena di tempat itu dibangun jalan, tapi sering terjadi longsor. Dalam bahasa ghaibnya adalah meminta "upah" hingga akhirnya diadakan perayaan yang disebut "Tayub".

3. Bari'an

Syukuran yang diadakan di perempatan jalan desa setiap bulan safar, dengan tujuan menolak bala. Selain itu, Bari'an juga menjadi momen kebersamaan untuk memohon kepada Tuhan agar kehidupan masyarakat senantiasa tentram, damai, dan terjaga dari segala bentuk ancaman.

Dalam pelaksanaannya, warga biasanya membawa berbagai sajian atau makanan untuk dinikmati bersama, sebagai simbol rasa syukur dan kebersamaan.

4. Suroan

Malam 1 Suro di Desa Balesari diadakan di Kraton Gunung Kawi, yang di mana juga merupakan perayaan puncak. Masyarakat sekitar dan pengunjung dari berbagai daerah akan berkumpul untuk mengikuti atau hanya sekadar menyaksikan ritual ini, dengan tujuan untuk mencari keberkahan dan mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa serta leluhur.

Ritual Selamatan Agung dan Pasiraman Suci adalah salah satu bagian dari tradisi tahunan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar saat malam 1 suro. Selamatan Agung biasanya melibatkan berbagai upacara adat dan doa bersama sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sementara itu, Pasiraman Suci adalah ritual pemandian yang dilakukan untuk membersihkan diri secara spiritual menjelang tahun baru Jawa.

5. Tari Eyang Putri

Beralih ke kesenian, asal-usul tarian ini adalah terdapat kerabat Keraton Yogyakarta yang datang dan kemudian dimakamkan di Desa Balesari. Tarian ini menceritakan perjalanan Eyang Putri dari Keraton Yogyakarta saat jalan di desa ini masih angker. Menggambarkan halangan dan rintangan saat diganggu oleh makhluk halus yang dilawan oleh prajurit putri yang menemani Eyang Putri.

6. Tari Misoyo Mino

Tarian ini berarti "mencari ikan". Mengangkat kisah terdahulu Sumber Jodoh, salah satu sumber mata air yang terletak di Desa Balesari saat dulu alirannya masih besar dan deras. Anak-anak kecil biasanya datang dan bermain di sana, mencari ikan, udang, dan kepiting kecil. Tarian ini dikhususkan untuk anak-anak.

7. Tari Gardhana

Tarian yang menceritakan Kameswara, asal usul Kraton Gunung Kawi. Mengisahkan perjalanan Kameswara menuju Kraton Gunung Kawi hingga bersemedi dan menyucikan diri di sana. Dalam tariannya, terdapat prajurit berkuda yang ditarikan dengan kuda lumping.

8. Tari Tirta Kahuripan

Merupakan tari kreasi yang menceritakan dahulu kala saat nenek moyang berkelana dan menemukan sumber mata air yang digunakan untuk mandi. Kemudian, terdapat beberapa orang yang berziarah dan sakit mendadak. Lalu kemudian, diminumkan air dari mata air Sumber Kahuripan ini dan akhirnya sehat kembali.

Kekayaan budaya yang dimiliki Desa Balesari saat ini bukan hanya menjadi identitas bagi masyarakat setempat, tetapi juga warisan berharga yang layak dijaga untuk generasi mendatang. Di tengah derasnya perubahan zaman, komitmen warga untuk mempertahankan tradisi menjadi teladan bahwa kemajuan tidak harus menghapus nilai-nilai leluhur.

Dengan keindahan alam yang berpadu harmonis dengan kehidupan budaya, Balesari tidak sekadar menjadi tempat tinggal, melainkan juga ruang belajar dan apresiasi bagi siapa saja yang ingin memahami makna sejati kearifan lokal.

Media files:
01k2hxdes1001cq537n18nvffk.jpg image/jpeg,
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar