Mar 9th 2025, 12:00, by Antika Fahira, kumparanBOLANITA
Skuad Bay FC, klub di NWSL. Foto: Instagram/@wearebayfc
Liga Sepak Bola Wanita Amerika Serikat (NWSL) membuka penyelidikan terhadap staf kepelatihan Bay FC setelah muncul laporan yang menggambarkan lingkungan kerja di klub tersebut sebagai "toxic". Komisioner NWSL, Jessica Berman, mengonfirmasi hal ini menyusul publikasi investigasi oleh San Francisco Chronicle pada Jumat (8/3).
Dalam laporan tersebut, setidaknya ada dua pengaduan resmi terhadap pelatih kepala Bay FC, Albertin Montoya. Dua mantan pemain, yang identitasnya dirahasiakan, menggambarkan situasi di Bay FC sebagai lingkungan yang tidak sehat. Dua mantan pegawai klub juga mengamini kondisi tersebut.
Mereka mengatakan bahwa sang pelatih kerap "menargetkan dan mem-bully" pemain yang mempertanyakan keputusannya. Lebih dari selusin pemain, staf tim, dan sumber liga diwawancarai dalam investigasi ini.
Bay FC dilaporkan telah menyelidiki salah satu pengaduan dan tidak menemukan adanya pelanggaran, sementara status pengaduan kedua masih belum jelas. Klub pun menyatakan bahwa penyelidikan independen dari pihak ketiga tidak menemukan bukti adanya kesalahan atau pelanggaran.
Meski begitu, NWSL tetap mengambil langkah dengan membuka penyelidikan resmi melalui pihak luar. Dalam konferensi pers jelang laga Challenge Cup antara juara bertahan Orlando Pride melawan Washington Spirit pada Sabtu (8/3), Berman menegaskan komitmen liga dalam menciptakan lingkungan kerja aman dan sehat.
"Tujuan kami adalah memastikan tempat kerja yang aman dan sehat bagi semua pihak. Oleh karena itu, kami melakukan segala hal dengan proaktif dan bertanggung jawab demi mewujudkan hal tersebut," kata Berman, dikutip dari The Guardian pada Sabtu (8/3).
"Berdasarkan informasi yang kami terima, investigasi sedang dilakukan oleh pihak ketiga yang independen. Kami yakin sistem yang kami miliki saat ini akan membantu mengungkap masalah yang perlu diselesaikan. Kami juga akan terus bekerja sama dengan klub, staf pelatih, dan pemain untuk memastikan lingkungan kerja yang aman dan sehat," sambungnya.
Sementara itu, belum ada kepastian mengenai kapan penyelidikan ini akan selesai.
Skuad Bay FC, klub di NWSL. Foto: Instagram/@wearebayfc
Ini bukan kali pertama Bay FC menghadapi permasalahan seperti ini. Sebelumnya, kepala pencari bakat domestik mereka, Graeme Abel, mengundurkan diri hanya dalam seminggu setelah menjabat pada Februari lalu. Ia mundur di tengah tuduhan pelecehan verbal saat masih melatih tim sepak bola wanita Universitas Oregon.
Bay FC sendiri mengeklaim telah mengambil langkah untuk memperbaiki "tantangan komunikasi" yang terungkap dalam survei pertengahan musim lalu. Klub menyebut perbaikan tersebut terlihat dalam hasil survei akhir musim.
Mereka juga telah menerapkan prosedur baru, seperti pelatihan bagi eksekutif dan penetapan kerangka kerja yang lebih jelas untuk nilai serta budaya tim.
"Kami baru-baru ini menerima umpan balik dari liga terkait survei akhir musim yang hanya berfokus pada tantangan komunikasi. Kami menanggapi setiap masukan dengan serius dan bekerja sama dengan liga untuk meninjau serta mengambil langkah yang diperlukan sesuai dengan temuan," tulis pernyataan resmi Bay FC.
"Kami didirikan sebagai klub yang berpusat pada pemain, dan kami akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk memastikan lingkungan yang mendukung bagi para pemain kami," lanjut pernyataan tersebut.
Dugaan lingkungan toxic di Bay FC menambah daftar panjang kasus pelecehan di NWSL. Pada 2021, skandal serupa mengguncang liga, menyebabkan lima pelatih mengundurkan diri atau dipecat.
Hal ini memicu dua investigasi besar—satu dilakukan oleh Federasi Sepak Bola Amerika Serikat (US Soccer), sementara yang lain dilakukan oleh NWSL dan asosiasi pemainnya.
Sejak saat itu, liga menerapkan berbagai kebijakan baru untuk melindungi pemain, seperti penyaringan ketat bagi staf klub dan layanan pengaduan anonim. Asosiasi pemain juga berhasil menegosiasikan perlindungan tambahan dalam perjanjian kerja bersama.
Sebagai langkah lanjutan, bulan lalu NWSL mengumumkan pembentukan dana kompensasi sebesar 5 juta dolar AS bagi pemain yang mengalami pelecehan. Dana ini merupakan bagian dari penyelesaian hukum dengan jaksa agung di Washington DC, Illinois, dan New York.
Selain itu, liga juga diwajibkan untuk tetap menerapkan berbagai perlindungan yang sudah ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar