Mar 7th 2025, 11:56, by Angga Sukmawijaya, kumparanBISNIS
Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2025 senilai USD 154,5 miliar. Meskipun masih berada pada level yang tinggi, angka ini mengalami penurunan dibandingkan posisi akhir Januari 2025 yang tercatat USD 156,1 miliar.
"Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2025 tetap tinggi sebesar USD 154,5 miliar, meski menurun dibandingkan posisi pada akhir Januari 2025 sebesar USD 156,1 miliar," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resminya, Jumat (7/1).
Denny menjelaskan, penurunan cadangan devisa tersebut terutama dipengaruhi dua faktor utama, yakni pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah. Langkah stabilisasi ini dilakukan Bank Indonesia untuk meredam dampak ketidakpastian di pasar keuangan global yang masih tinggi.
Denny menilai, posisi cadangan devisa pada akhir Februari 2025 masih cukup untuk membiayai 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
"Cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," ujarnya.
Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Ke depan, BI memandang posisi cadangan devisa tetap memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal. Prospek ekspor yang positif serta surplus pada neraca transaksi modal dan finansial diyakini akan menjaga stabilitas ekonomi.
"Persepsi investor yang tetap optimis terhadap prospek perekonomian nasional dan daya tarik imbal hasil investasi juga menjadi faktor pendukung," ungkapnya.
BI menegaskan akan terus bersinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal. Langkah ini diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi nasional serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar