Politikus NasDem Ahmad Sahroni menanggapi kasus tewasnya siswa SMP N 1 STM Hilir bernama Rindu Syahputra Sinaga (14 tahun). Rindu disebut-sebut tewas lantaran hukuman squat jump 100 kali yang diberikan oleh guru agamanya.
Sahroni menyesalkan masih ada budaya pemberian hukuman fisik tidak wajar kepada para siswa.
"Hari gini masih ada aja pemberian hukuman fisik tidak wajar kepada siswa seperti itu. Zaman sudah modern, kurikulum sudah diperbaharui, tapi cara mengajarnya masih kuno," kata Sahroni dalam keterangannya, Minggu (6/10).
"Ini benar-benar harus jadi momentum pembenahan di pendidikan kita, di mana tak boleh ada lagi hukuman fisik tak wajar di lingkungan pendidikan," tambah dia.
Anggota DPR periode 2024-2029 ini mengatakan setalah dilakukan ekshumasi terhadap jenazah korban, kepolisian harus segera mengungkap penyebab kematian korban.
"Maka saya minta pihak forensik kepolisian segera mengungkap penyebab kematian korban. Jika benar kelelahan akibat hukuman tidak wajar tersebut, saya minta oknum guru itu langsung diberi hukuman setimpal. Agar memberi pesan bahwa, tidak boleh lagi ada guru yang menerapkan cara-cara pengajaran seperti itu," ucap Sahroni.
"Kalau murid ada salah ya dinasihati, pun jika diperlukan hukuman, bisa yang lebih mendidik, bukan menyiksa," kata Sahroni.
Sahroni berharap kejadian seperti ini tidak kembali terulang dalam dunia pendidikan.
"Dan saya harap kasus-kasus seperti ini tidak terulang lagi. Kalau masih ada, murid melapor saja ke pihak sekolah atau orang tua. Nanti biar dilaporkan ke polisi dan diusut," tutup Sahroni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar