Oct 9th 2024, 13:26, by Tiara Hasna R, kumparanNEWS
Ketua Umum PBNU, Gus Yahya Cholil Staquf, bercerita mengenai perjalanan diplomatiknya ke Amerika Serikat baru-baru ini. Ia mengaku perjalanan itu membawa misi penting, yakni diplomasi menghentikan kekerasan di Timur Tengah, khususnya serangan Israel yang kini merambah ke Lebanon.
Usai pertemuan dengan Imam Besar Masjid Nabawi di Kantor PBNU, Rabu (9/10), Gus Yahya mengungkapkan bahwa PBNU sejak awal sudah mengutuk kekerasan yang terjadi di Gaza. Ia menyerukan agar konflik segera diselesaikan secara damai.
"Sejak insiden pertama setahun lalu, kami sudah menyerukan agar kekerasan dihentikan dan pertentangan diselesaikan melalui perundingan yang beradab," tegas Gus Yahya di hadapan wartawan.
Gus Yahya pun berbagi pengalamannya bertemu dengan sejumlah pejabat Kementerian Luar Negeri AS. Dalam pertemuan itu, ia kembali menekankan urgensi menghentikan kekerasan sebelum situasi semakin tak terkendali.
"Beberapa waktu yang lalu, saya baru kembali dari Amerika, saya ketemu dengan berbagai pihak di sana, termasuk dengan pejabat dari Kementerian luar negeri Amerika untuk menyampaikan hal serupa bahwa ini harus dihentikan kekerasan ini," ceritanya.
"Jika kekerasan ini tidak dihentikan, kita akan melihat eskalasi yang lebih luas, seperti yang kini terjadi di Yaman, Laut Merah, dan Lebanon," lanjut Gus.
Ia juga memperingatkan bahwa konflik yang semakin meluas ini berpotensi menjadi perang besar yang melibatkan banyak pihak dan mengancam stabilitas global.
"Ini bisa menjadi ancaman bagi keselamatan dunia. Oleh karena itu, kami kembali menyerukan agar semua bentuk kekerasan dihentikan, tanpa terkecuali," kata Gus Yahya.
PBNU, menurut Gus Yahya, terus mendorong agar tuntutan-tuntutan dari berbagai pihak yang terlibat dalam konflik diselesaikan melalui dialog yang beradab, bukan dengan kekerasan.
"Setiap tuntutan yang ada harus dibicarakan di meja perundingan, bukan melalui kekerasan seperti yang terjadi saat ini," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar