Helikopter Bell 505 PK-WSP milik PT Whitesky Aviation jatuh di Dusun Banjar Suluban, Desa Pecatu, Kabupaten Badung, Bali, pukul 14.37 Wita, Jumat (19/7). Penyebabnya diduga baling-baling terlilit tali layangan.
I Wayan Agus Sudiantara (30 tahun) menjadi saksi mata insiden tersebut: Dia menyaksikan helikopter yang terbang dengan ketinggian 100 meter dari atap rumahnya itu kemudian nyungsep ke tebing.
Pria yang akrab disapa Tumpling ini kaget lantaran tak pernah ada helikopter terbang serendah itu di area Pecatu.
"Saya kaget dan teriak ada helikopter jatuh! Setelah itu warga langsung berhamburan ke lokasi," kata warga Banjar Suluban ini saat ditemui di dekat lokasi kejadian, Sabtu dini hari (20/7).
Melihat Helikopter Membentur Tebing
Tumpling bercerita, sebelum helikopter jatuh, dia sedang berbincang tentang bisnis dengan pamannya di teras rumah. Mereka lalu melihat helikopter datang dari arah timur atau laut Bali Selatan menuju barat atau ke arah tebing.
Helikopter terbang dengan kecepatan tinggi. Helikopter kemudian putar balik dengan perlahan sambil menikung seolah-olah sedang mencari tempat mendarat.
Helikopter yang menikung itu ternyata bukan mendarat namun membentur tebing yang memiliki tinggi sekitar 5 meter. Tumpling juga mendengar suara "Prak!" keras saat helikopter menabrak tebing dan jatuh.
"Helikopter datang dari timur agak rendah dan paman saya bilang kok tiba-tiba ada heli yang mau mendarat di sini? Saya jawab enggak mungkin tapi ternyata terjadi, menabrak tebing," katanya.
Tumpling kemudian berlari ke lokasi kejadian bersama pamannya, disusul warga setempat yang penasaran dengan nasib helikopter dan penumpang di dalamnya.
"Ada bau dan keluar asap dari helikopter," katanya.
Helikopter Hancur
Mereka menemukan helikopter terbalik, ekor, dan baling-baling patah berserakan di sekitar tebing. Korban sudah ada yang berhasil keluar dan masih terjebak di dalam. Empat korban mengalami luka lecet dan satu korban patah tulang punggung.
Tumpling bersama warga setempat awalnya takut mendekati helikopter karena takut meledak. Insting Tumpling bergerak cepat sehingga dia meminta pilot mematikan mesin.
Tumpling bersama warga berinisiatif menolong korban yang terjebak keluar dari helikopter. Tumpling juga melarikan salah satu korban bernama Oki ke RS Bali Jimbaran untuk mendapatkan perawatan.
"Mereka syok. Istri bule sudah keluar teriak-teriak minta tolong, 'tolong suami saya!' Kami pun membantu mereka untuk mengeluarkan dari dalam kabin. Terus terang saya sedikit takut kalau meledak," katanya.
Dalam kasus ini, Tumpling tak sadar ada tali layang-layang terlilit di baling-baling. Tumpling fokus mengevakuasi korban. "Saya enggak lihat karena enggak fokus sama layangan," katanya.
Sementara itu, seorang buruh proyek bernama Dwi mengaku sempat melihat layangan putus setelah helikopter melintas. Layangan itu besar dan berwarna hitam.
"Saya gak lihat helikopter melintasi tali layangan awalnya, enggak nyangka juga helinya jatuh. Tahunya ada layangan putus setelah heli lewat," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar