Kepala BPBD Sumsel M Iqbal Alisyahbana menyampaikan pada 2024 ini diperkirakan musim kemarau berlangsung lebih pendek dibandingkan pada 2023 yang lalu. Dengan begitu Karhutla di Sumsel di prediksi akan menurun.
"Ditambah lagi dari prakiraan BMKG di mana tahun ini musim kemarau akan lebih basah dengan Hari Tanpa Hujan (HTH) tidak terlalu panjang atau masuk fase La Nina dan tahun kemarin musim kemarau panjang dipengaruhi El Nino,"kata dia, Sabtu 29 Juni 2024.
Meski begitu, Iqbal mengaku pihaknya tetap akan melakukan koordinasi lintas instansi melibatkan unsur pemerintah dan swasta, hingga menggencarkan sosialisasi mengenai upaya pencegahan karhutla. Pasalnya cara-cara membuka lahan dengan cara dibakar dinilai kerap masih terjadi.
"Kita sudah menyampaikan untuk perusahaan memang ketentuan di UU dilarang membuka lahan dengan cara dibakar termasuk warga. Ini terus kita sosialisasikan termasuk menyebarkan maklumat dari Kapolda Sumsel tentang larangan membakar lahan," jelas dia.
Pihak BPBD Sumsel pun meminta kepada Dinas Kehutanan, Perkebunan serta perusahaan perkebunan di Sumsel untuk membuat embung penampungan air. Hal itu ditujukan untuk digunakan saat musim kemarau tiba sehingga tim pemadaman dapat bergerak cepat menjangkau titik api.
"Selain embung kita juga menyampaikan kepada perusahaan untuk membuat kanal booking dan juga parit gajah," jelas dia.
Selain itu, untuk patroli udara dan pemadaman udara pihak BPBD telah berkoordinasi dengan BNPB untuk mengajukan peminjaman helikopter.
"Sementara untuk Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sedang diajukan ke pusat," tutup dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar