Search This Blog

Dalil Shalat Tarawih, Sejarah, dan Keutamaannya

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Dalil Shalat Tarawih, Sejarah, dan Keutamaannya
Mar 16th 2024, 17:57, by Berita Terkini, Berita Terkini

Ilustrasi dalil shalat tarawih. Foto: Pexels/mohammad ramezani
Ilustrasi dalil shalat tarawih. Foto: Pexels/mohammad ramezani

Jika berbicara ibadah di bulan Ramadan, salat tarawih menjadi salah satu yang paling dinantikan. Sebab, terdapat dalil shalat tarawih yang memiliki keutamaan yang sangat besar.

Sebab, keutamaan dari menunaikan salat tarawih dapat memberikan manfaat bagi kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat. Di sisi lain, terdapat sejarah panjang dari salat tarawih membuatnya menjadi salah satu alasan bulan Ramadan sangat dirindukan.

Mengenal Dalil Shalat Tarawih dalam Agama Islam

Ilustrasi dalil shalat tarawih. Foto: Unsplash/matin firouzabadi
Ilustrasi dalil shalat tarawih. Foto: Unsplash/matin firouzabadi

Dikutip dari buku Inspirasi Ramadhan, Brilly El-Rasheed (2020), salat tarawih berasal dari kata "tarwihah" dengan kata awal "raaha" yang artinya istirahat untuk menghilangkan keletihan dan kepenatan.

Orang yang melakukan shalat tarawih hakekatnya beristirahat, setelah melaksanakan salat empat rakaat, yaitu salat isya. Salat tarawih termasuk qiyamul lail atau shalat malam. Akan tetapi, salat tarawih ini dikhususkan di bulan Ramadan.

Keutamaan salat tarawih memiliki keutamaan dan keistimewaan tersendiri. Di antara keutamaannya ialah dosa-dosa yang telah lalu diampuni. Sebagaimana dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw. bersabda:

"Barangsiapa melakukan qiyam Ramadan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).

Selain itu, ibadah salat tarawih dianjurkan untuk dikerjakan secara berjemaah. Hal ini didasarkan dari sebuah hadis dari Abu Dzar, Nabi Muhammad Saw. bersabda:

"Siapa yang salat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh." (HR. An Nasai no. 1605, Tirmidzi no. 806, Ibnu Majah no. 1327).

Sejarah Salat Tarawih

Ilustrasi sejarah shalat tarawih. Foto: Unsplash/Assad Tanoli
Ilustrasi sejarah shalat tarawih. Foto: Unsplash/Assad Tanoli

Dikutip dari laman banten.nu.or.id, salat tarawih pertama kali dikerjakan Nabi Muhammad Saw. pada 23 Ramadhan 2 Hijriah. Pada masa tersebut, Nabi Muhammad Saw. mengerjakan salat tarawih tidak selalu di masjid, tetapi juga di rumah.

Hal ini dijelaskan dari Aisyah, beliau berkata:

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada suatu malam keluar di tengah malam untuk melaksanakan salat di masjid, orang-orang kemudian mengikuti beliau dan salat di belakangnya. Kemudian pada malam yang ketiga orang-orang yang hadir di masjid semakin bertambah banyak lagi, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar untuk salat dan mereka shalat bersama beliau. Kemudian pada malam yang keempat, masjid sudah penuh dengan jemaah hingga akhirnya beliau keluar hanya untuk salat subuh. Setelah beliau selesai salat subuh, beliau menghadap kepada orang banyak membaca syahadat lalu bersabda:
"Amma ba'du, sesungguhnya aku bukannya tidak tahu keberadaan kalian (semalam). Akan tetapi, aku takut salat tersebut akan diwajibkan atas kalian, sementara kalian tidak mampu."" (HR. Bukhari no. 924 dan Muslim no. 761)

Kemudian di masa Khalifah Abu Bakar, umat Islam melaksanakan salat tarawih sendiri-sendiri atau berkelompok tiga, empat, atau enam orang. Saat itu belum ada salat tarawih berjemaah dengan satu imam di masjid.

Selain itu, ketetapan tentang jumlah rakaat salat tarawih pun belum tertuang secara jelas. Para sahabat ada yang melaksanakan salat 8 rakaat kemudian menyempurnakan di rumahnya, seperti pada keterangan di awal.

Salat tarawih berubah keadaannya ketika Umar bin Khattab berinisatif untuk menggelarnya secara berjemaah, setelah menyaksikan umat Islam salat tarawih yang tampak tak kompak, sebagian salat secara sendiri-sendiri, sebagian lain berjemaah.

Selain itu, Umar bin Khattab melaksanakan salat tarawih sebanyak 20 rakaat yang disambung tiga rakaat salat witir.

Keutamaan Salat Tarawih

Ilustrasi keutamaan shalat tarawih. Foto: Unsplash/Rumman Amin
Ilustrasi keutamaan shalat tarawih. Foto: Unsplash/Rumman Amin

Terdapat berbagai keutamaan dari salat tarawih, di antaranya:

1. Menggugurkan Dosa yang Berlalu

Seperti yang dijelaskan di atas, salat tarawih dapat menggugurkan dosa yang berlalu. Imam An Nawawi menjelaskan dosa yang diampuni dengan syarat karena iman, yaitu membenarkan pahala yang dijanjikan dan mencari pahala dari Allah, bukan karena riya.

2. Seperti Shalat Semalam Penuh

Salat tarawih bersama imam atau berjemaah seperti seseorang yang melaksanakan shalat semalam penuh. Sehingga, dianjurkan umat muslim untuk mengerjakan salat tarawih secara berjemaah dan mengikuti imam sampai selesai.

3. Seutamanya Shalat

Para ulama mazhab Hambali mengatakan bahwa salat sunnah yang dikerjakan secara berjemaah adalah seutama-utamanya shalat. Sebab, salat semacam ini hampir serupa dengan salat fardhu atau salat lima waktu.

Baca Juga: Jumlah Rakaat Salat Tarawih dan Tata Caranya dalam Islam

Demikianlah penjelasan tentang dalil shalat tarawih, sejarah, dan keutamaannya. Semoga dengan mengetahuinya dapat menambah semangat untuk pahala yang besar hingga diampuni dosa-dosa yang telah berlalu. (MZM)

Media files:
01hs368k1rrs1qtd6nf2k9pmcv.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar