Isu dugaan korupsi pengadaan pesawat Mirage 2000-5 dari Qatar oleh Kemenhan berembus belakangan ini. Disebutkan capres nomor urut 02 yang juga merupakan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, terlibat.
Kabar tersebut beredar dan termuat dalam pemberitaan situs MSN, yang mengambil tulisan dari laman Meta Nex.
Dalam berita tersebut, disebutkan bahwa The Group of States Against Corruption (GRECO) dari Uni Eropa melakukan penyelidikan skandal pengadaan Mirage 2000-5 oleh Kemenhan. 12 pesawat jet tempur bekas Qatar itu disebut dibeli senilai USD 792 juta atau setara Rp 12,4 triliun.
Jubir Kemenhan, Dahnil Anzar Simanjuntak, yang juga merupakan jubir Prabowo-Gibran di Tim Kampanye Nasional (TKN), merespons soal pemberitaan tersebut.
Menurut Dahnil, itu adalah fitnah. Sebab, sejauh ini belum ada realisasi pembelian tersebut. Rencana itu, kata dia, telah dibatalkan karena alasan fiskal.
"Tidak ada pembelian pesawat mirage even itu direncanakan, namun sudah dibatalkan. Jadi tidak ada pembelian pesawat mirage, dan artinya tidak ada kontrak yang efektif di Kemhan terkait dengan pembelian mirage," kata Dahnil dalam konferensi pers di Hotel Fairmont, Jakarta, Sabtu (10/2).
"Jadi secara konten semua yang disampaikan di berita hoaks tersebut itu jelas adalah fitnah," sambungnya.
Penelusuran
Dahnil membeberkan hasil penelusuran timnya terkait dengan pemberitaan tersebut. Secara teknis, pemberitaan tersebut muncul dari salah satu situs MSN.
"Konten MSN ini kontennya agregator Microsoft, dan dia mengambil dari Meta Nex, sedangkan kalau kemudian diambil, dicek ke Meta Nex, berita itu tidak ada sama sekali," kata Dahnil.
Dahnil mengatakan konten hoaks itu diciptakan oleh pihak-pihak yang ingin menjatuhkan pasangan Prabowo-Gibran jelang hari pemungutan suara.
"Jadi sumber dari berita ini kan muncul dari salah satu kami menyebutnya situs MSN, konten MSN ini kontennya agregator Microsoft, dan dia mengambil dari Meta Nex, sedangkan kalau kemudian diambil, dicek ke Meta Nex, berita itu tidak ada sama sekali," ujarnya.
"Dari sisi teknis jelas ini juga sengaja diciptakan oleh orang-orang tertentu untuk menebar fitnah bagi Pak Prabowo dan Mas Gibran terkait dengan pemilihan yang akan dilakukan beberapa hari ke depan," sambungnya.
Lebih lanjut, Dahnil menjelaskan, Kemenhan tidak pernah ada kontrak pembelian efektif untuk pengadaan jet tempur tersebut karena alasan fiskal.
"Keterbatasan atau kemarin kita menggunakan istilah kapasitas fiskal kita belum bisa meng-cover terkait dengan belanja Mirage tersebut," ucapnya.
Konfirmasi ke Pihak AS
Ketua TKN Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, juga turut buka suara. Dia menelusuri informasi dalam pemberitaan soal GRECO yang meminta asistensi kepada pemerintah Amerika melalui Departemen of State atau Kemlu Amerika. Menurutnya, permintaan itu tidak ada.
"Saya berinisiatif mengecek langsung, saya mengecek langsung, saya menelepon kepada Departemen of State Indonesia Desk, dan saya menanyakan kebenaran dari berita ini, saya kirim linknya ke mereka dan saya tanyakan apakah benar," kata Rosan.
"Kemudian mereka melakukan pengecekan dan kembali ke saya berapa jam kemudian dan mengatakan tidak pernah ada permintaan dari pihak yang namanya GRECO mengenai hal asistensi ataupun meminta kerja sama pemerintah Amerika Serikat dalam rangka hal yang dituduhkan mengenai pembelian mirage itu," sambungnya.
Rosan menegaskan tidak ada sama sekali permintaan kepada pihak Amerika Serikat tersebut.
"Saya cek langsung baik yang di Washington DC maupun di Duta Besar Amerika Indonesia tidak pernah ada permintaan itu sama sekali. Jadi ini juga menambah bukti-bukti bahwa kita itu adalah berita yang palsu berita hoaks, berita yang tidak benar yang sifatnya memang suatu hal yang sangat keju untuk menyudutkan Pak Prabowo dalam hal ini," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar