Jul 16th 2023, 06:00, by Tim kumparan, kumparanNEWS
Polri membeli pesawat terbang jenis Boeing 737-800 Next Generation dengan nomor registrasi P-7301. Pesawat itu dibeli dalam kondisi bekas dengan harga Rp 997 miliar.
Pesawat tersebut merupakan pabrikan Boeing yang diproduksi di Amerika Serikat pada 2019. Polri membelinya dari sebuah perusahaan di Dublin, Irlandia
Pesawat ini semula berkapasitas 184 kursi kelas ekonomi. Kemudian dimodifikasi menjadi 4 kursi premium bisnis, 16 kursi bisnis dan 114 seat ekonomi.
Selain itu, pesawat tersebut juga telah dilengkapi boks khusus pada bagian kargo. Tujuannya, untuk menyimpan barang-barang berbahaya seperti senjata api.
Polri mengungkap sederet alasan membeli pesawat itu dan bagaimana penanganannya. Berikut rangkumannya:
Bukan untuk Mewah-mewahan
Kadiv Humas Polri, Irjen Sandi Nugroho mengatakan, pesawat ini dibeli untuk meningkatkan kinerja kepolisian untuk melayani masyarakat. Proses pengadaannya juga sudah sesuai prosedur.
"Intinya bahwa proses pengadaannya sudah diadakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan kita sudah diasistensi oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)," kata Sandi di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Sabtu (15/7).
"Dan lagi pula untuk kepentingan masyarakat banyak, bukan untuk bermewah-mewahan. Polisi sudah nggak pengin mewah lagi dan polisi sudah tidak antikritik kata Pak Kapolri," sambungnya.
Sandi menerangkan, pesawat ini dibeli untuk mobilisasi jajaran Korps Bhayangkara yang mendapat tugas atau misi ke daerah-daerah tertentu. Sehingga tidak perlu lagi menggunakan pesawat sipil.
Sebab, menurut Sandi, pesawat sipil juga tidak diperbolehkan membawa kelengkapan polisi, seperti senjata dan lainnya. Pesawat sipil juga dinilai bisa menghambat kinerja polisi lantaran mesti mengikuti jadwal penerbangan yang ada.
"Polri memutuskan untuk membeli pesawat sendiri untuk bisa mengangkut pasukan dengan aturannya yang bisa lebih lunak membawa perlengkapannya bisa dan sebagainya, sehingga apabila pindah ke tempat lainnya juga bisa dilaksanakan secepat-cepatnya tanpa harus mengikuti jadwal atau schedule di pesawat sipil," tuturnya.
Pilih Beli Boeing 737-800 Next Generation Ketimbang Pesawat Kecil
Pesawat yang dibeli Polri akan digunakan untuk mempermudah mobilisasi jajaran Korps Bhayangkara yang mendapat tugas ke daerah tertentu. Namun kenapa yang dibeli pesawat ukuran besar? Padahal tak semua bandara di Indonesia cocok untuk dijadikan landasan pesawat dengan ukuran itu.
"Setiap kegiatan pasukan rata-rata satu kompi. Kalau pesawat kecil nanti enggak cukup, harus bolak-balik kan wasting time, makanya itu dipilihnya pesawat itu," kata Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Sabtu (15/7).
Sandi menerangkan, pesawat yang dibeli dalam kondisi bekas ini pun dinilai masih layak untuk difungsikan.
"Kebetulan juga pesawat nya sangat bagus, masih berumur juga masih tahunnya masih sangat muda," ujar Sandi.
"Jadi bisa mungkin dibandingkan lah dengan pengadaan pesawat yang ada sehingga bahwa pengadaan pesawat yang ada di polri tersebut memang yang utamanya sudah sesuai ketentuan, sesuai dengan kebutuhan," imbuhnya.
Lebih Murah
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, menjelaskan ada beberapa faktor yang membuat pihaknya memutuskan untuk membeli pesawat itu.
"Jadi alasannya tadi kalau kita gunakan pesawat sipil, kita harus ikut regulasi. Kemudian untuk kecepatan ya, kalau pesawat milik Polri kapan kita membutuhkan kita bisa cepat mencapai tujuan," kata Ramadhan kepada wartawan, dikutip Sabtu (15/7).
Dari sisi biaya juga, Ramadhan menilai memiliki pesawat sendiri lebih murah ketimbang mesti menyewa pesawat sipil setiap perjalanan.
"Ya, tentunya dalam pelaksanaannya pasti lebih murah," tuturnya.
Gandeng Garuda Indonesia untuk Rawat Pesawat
Kadiv Humas Polri, Irjen Sandi Nugroho, mengatakan perawatan pesawat ini nantinya akan menggandeng maskapai Garuda Indonesia.
"Penempatan pesawat berikut perawatan lain-lainnya itu berurusan dengan Garuda. Jadi kita menerima paket lengkap dari Garuda sudah kerja sama, baik untuk perawatannya dan lainnya," ujar Sandi di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Sabtu (15/7).
Sandi mengatakan, kerja sama ini pun dilakukan sesuai dengan masukan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Tujuannya, untuk menekan penggunaan biaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar