Apr 9th 2023, 13:57, by Habib Allbi Ferdian, kumparanSAINS
Para peneliti memperingatkan adanya indikasi jamur berbahaya yang tumbuh di mumi kuno Meksiko. Mumi-mumi itu dipamerkan ke publik dan ilmuwan menyarankan agar dilakukan penelitian untuk memastikan keselamatan pengunjung.
Peringatan ini dilayangkan oleh para peneliti dari National Institute of Anthropology and History. Mereka mengatakan, tumbuhnya jamur di mumi kuno berpotensi menginfeksi pengunjung saat mereka memegang mumi yang dipajang.
"Dari beberapa foto yang dipublikasikan, setidaknya satu mayat yang dipamerkan, yang diperiksa oleh institut pada November 2021, menunjukkan tanda-tanda kemungkinan berkembang biaknya koloni jamur," papar National Institute of Anthropology and History dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilaporkan AP News.
"Bahkan lebih mengkhawatirkan bahwa mereka masih dipamerkan tanpa perlindungan publik terhadap biohazards."
Mumi tersebut berasal dari tahun 1800-an yang dikubur dan terawetkan alami di tanah kering kaya mineral. Dikenal sebagai "The Mummies of Guanajuato", mumi digali ketika pajak sewa tanah kubur diberlakukan di Meksiko. Pajak atau uang sewa tanah kuburan ini harus dibayar oleh keluarga mendiang untuk menjamin jenazah tetap bisa menempati pemakaman. Namun, beberapa keluarga tak mampu membayar sewa tersebut, sehingga akhirnya digali dan mayatnya dipajang di museum.
Kekhawatiran jamur bisa menyebar karena kotak kaca tempat mumi dipajang dinilai kurang steril sehingga memungkinkan pengunjung terpapar spora.
"Ini semua harus dipelajari dengan hati-hati untuk melihat apakah ini merupakan tanda-tanda risiko warisan budaya, serta bagi mereka yang menanganinya dan datang untuk melihatnya," papar pihak institut.
Jika jamur itu benar-benar menginfeksi manusia, ini bukan kali pertama mumi purba diduga menjadi sumber infeksi bagi manusia masa kini. Penggalian mumi raja Mesir Tutankhamun juga diduga mengandung jamur berbahaya dan dikabarkan telah membunuh lebih dari 10 orang yang berkunjung ke situs Raja Tut. Maka tak heran kalau beberapa orang percaya kuburan Firaun Tut mengandung kutukan.
Aspergillus diyakini sebagai pelakunya. Jamur ini mampu bertahan di kuburan dalam keadaan tak aktif untuk waktu yang sangat lama dan dapat meningkatkan virulensi. Ketika makam dibuka dan udara masuk ke dalam ruang kubur serta peti mati yang sudah tertutup lama, itu bisa menyebarkan spora yang masuk ke pernapasan manusia melalui hidung atau mulut.
Jamur kutukan mumi ini juga pernah terjadi pada tahun 1970 ketika makam Raja Casimir IV dibuka untuk pertama kalinya sejak 600 tahun lalu. Dari 12 ilmuwan yang hadir saat itu, 10 orang di antaranya meninggal dunia beberapa minggu pasca-membuka kuburan dan peti mati.
Penyebab pastinya tidak diketahui, tapi kemungkinan akibat jamur berbahaya yang bersemayam bersama Raja Casimir IV. Demikian pula ketika Ramses II pindah ke Paris pada 1976, para peneliti mampu mengisolasi 89 spesies jamur berbeda, termasuk aspergillus "kutukan mumi".
Tak heran jika peneliti National Institute of Anthropology and History memperingatkan agar pihak pengelola pameran berhati-hati akan potensi paparan jamur berbahaya, sehingga harus diperhatikan betul bagaimana mumi itu dipajang dan aman bagi pengunjung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar