Kuliah tujuh menit atau yang biasa disebut dengan kultum merupakan salah satu kegiatan dakwah yang hanya ada di bulan Ramadhan. Biasanya, kultum ini dilakukan setelah sholat subuh atau sebelum waktu berbuka. Materi kultum Ramadhan 2023 yang dibawakan juga biasanya adalah tema sehari-hari dengan bahasa yang ringan.
Nah, untuk Anda yang sedang mencari inspirasi kultum di bulan Ramadhan, simak ulasannya dalam artikel ini.
Inspirasi Kultum Ramadhan 2023 dengan Tema Menarik
Berikut ini adalah inspirasi kultum Ramadhan 2023 dengan tema 'Mengenal Allah' yang dikutip dari buku Kumpulan 101 Kultum tentang Islam karya M. Quraish Shihab (2022:49-52)
Puasa adalah upaya meneladani sifat-sifat Allah kemampuan manusia. Tetapi, apakah kita mengenal Allah? Ada dua jawaban yang redaksinya bertolak belakang, tetapi keduanya berpotensi benar. Yang pertama: "Saya tidak mengenal-Nya" dan yang kedua: "Saya mengenal-Nya."
Yang menjawab mengenalnya, bisa benar berdasar pengetahuannya bahwa Barack Obama adalah Presiden Amerika pertama yang berkulit hitam dan lain-lain sesuai pemberitaan koran dan tayangan TV. Tetapi, jawaban kedua juga benar jika yang dimaksud adalah mengenal secara dekat dan pribadi serta mengetahui seluk-beluk kehidupan dan sifat-sifatnya.
Kita tidak dapat mengenal Allah dengan pengenalan yang utuh. Bagaimana bisa, sedang yang serupa dengan serupanya pun tak ada, baik dalam kenyataan maupun imajinasi. Jawaban Sayyidina Abu Bakar ra. adalah puncak pengetahuan tentang Allah. Namun demikian, karena Allah memerintahkan 'Ketahuilah bahwa tiada Tuhan pencipta penguasa lagi wajib disembah, kecuali Allah Yang Maha Esa itu', maka perlu "mengetahui-Nya dalam batas yang diinformasikan oleh-Nya dalam kitab-Nya atau melalui Rasul-nya.
Dalam wahyu pertama, Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai pencipta segala wujud, termasuk manusia yang diciptakan dari 'alaq. Jika demikian, pelajarilah ciptaan-Nya karena Dia Maha Pencipta! Tetapi, mampukah kita mengetahui-nya dengan benar dan baik melalui ciptaan-Nya?
Dengan memperkenalkan diri-Nya, Allah bermaksud menarik simpati kita agar mau mendekat kepada-Nya. Allah agaknya hendak mengajak agar kita mengenal dan menekankan upaya memperkenalkan-Nya dengan sifat-sifat-Nya yang mendorong kita mencintai-Nya.
Nah, kini kita bertanya sekali lagi, "Apakah pengenalan kita yang sangat sederhana tentang Allah telah benar atau masih keliru atau bahkan bertentangan?"
Dalam kenyataan keseharian, kita terlalu sering mendengar, bahkan berbicara tentang siksa-Nya. Padahal Dia amat sering mengulang-ulangi sifat rahmat dan pengampunan-Nya. Seakan-seakan dengan sering kali menyebut siksa-Nya, Dia Yang Maha Kasih itu senang, padahal siksa yang menimpa adalah ulah perbuatan manusia, sedikitpun bukan penganiayaan Tuhan.
Kalau dari awal kita nyatakan bahwa puasa adalah upaya manusia meneladani Allah sesuai kemampuannya, maka sungguh jauh panggang dari api jika masih seperti ini sikap kita. Sungguh perlu menyingkirkan kesalahpahaman kita tentang Allah dan agama-Nya. Kita masih perlu banyak belajar tentang Dia. Semoga kita dibantu-Nya, wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar