Dec 2nd 2022, 22:59, by Nicha Muslimawati, kumparanBISNIS
Emiten distributor buah dan sayur, PT Segar Kumala Indonesia Tbk (BUAH), optimistis memasuki kuartal IV 2022 di tengah isu resesi yang mengancam. Perseroan masih meyakini target kenaikan pendapatan sebesar 40 persen akan dicapai pada tahun ini.
Direktur Utama BUAH Renny Lauren mengatakan, pada periode jelang penutupan tahun ini, Perseroan masih akan tetap melanjutkan ekspansinya untuk membuka cabang baru di Palu, Sulawesi Tengah. Perseroan pun melihat tren pertumbuhan kinerja masih akan dapat berlangsung hingga tahun depan.
Hal itu didorong oleh konsumsi masyarakat yang terus meningkat dan masyarakat yang peduli terhadap gaya hidup sehat terus meningkat. Sejalan dengan hal tersebut Renny menyebut Perseroan juga telah menyiapkan berbagai strategi dan penyesuaian agar dapat mencapai target di penghujung tahun tersisa.
"Manajemen BUAH masih optimistis dapat mencapai target penjualan di sepanjang tahun ini. Keyakinan tersebut didukung rencana pembukaan cabang yang dapat menjadi mendongkrak omzet kami di masa mendatang," kata Renny melalui keterangan tertulis, Jumat (2/12).
Direktur BUAH Toni Soegiarto menambahkan Perseroan tentunya tetap mempertimbangkan berbagai kemungkinan pada kuartal IV 2022 ini. Isu resesi, menurunnya daya beli masyarakat, kenaikan harga pembelian, dan hal lain yang tentunya akan dan bahkan sedang Perseroan hadapi. "Manajemen tentunya menyusun skema dan strategi agar tetap dapat mencapai target BUAH ke depannya," ujarnya.
Toni mengungkapkan bahwa isu resesi menjadi salah satu faktor utama, karena daya beli masyarakat cenderung menurun. Di sisi lain, BUAH tetap optimis dengan rencana dibukanya cabang Palu. Langkah ini diambil dengan maksud agar perusahaan dapat terus konsisten dalam mendistribusikan buah ke seluruh Indonesia.
"Kami yakin dan optimis dengan pembukaan kantor dan cold storage di Palu di tengah isu resesi. Tentunya kami juga memiliki strategi tersendiri dalam mengejar target yang kami sampaikan saat IPO kemarin," ujarnya.
Toni mengatakan saat ini secara kinerja kendati pendapatan Perseroan terus bertumbuh tetapi memang belum dapat mengerek laba secara maksimal. Hal itu disebabkan karena BUAH masih mempertahankan harga jual meski secara HPP mengalami kenaikan.
"Kenaikan biaya pembelian tentunya mempengaruhi harga modal produk kami, akan tetapi kami masih belum menaikkan harga jual, mengingat kami perlu mengimbangi daya beli masyarakat yang menurun akibat kenaikan harga BBM dan harga pokok lainnya," kata Toni.
Secara keseluruhan kinerja perseroan hingga kuartal III 2022 telah membukukan pendapatan Rp 943 miliar atau tumbuh 35,68 persen (yoy), dengan laba bersih sebesar Rp 20 miliar, turun 21,24 persen dibandingkan laba bersih di periode yang sama tahun lalu.
Penurunan laba di sebabkan peningkatan beban pokok penjualan yang tidak di imbangi dengan kenaikan harga jual, dengan memperhatikan daya beli masyarakat dan juga adanya peningkatan beban pokok penjualan yang cukup signifikan BUAH naik 38,94 persen menjadi Rp 858,32 miliar.
"Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi turunnya laba pada Kuartal III 2022 ini. Kenaikan biaya pembelian yang disebabkan oleh kenaikan kurs dolar, kenaikan biaya pengiriman (freight cost), kenaikan harga pembelian yang disebabkan adanya lockdown di Negara asal khususnya China dan kenaikan biaya angkutan," ungkap Renny.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar