Mar 10th 2025, 12:51, by Abdul Latif, kumparanBISNIS
Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Kolaborasi Riset PT Alam Semesta Integra dan PRLSDA BRIN di bidang penelitian dan pengembangan teknologi Fotobioreaktor Mikroalga dan Renewable Energy untuk Carbon Capture Utilization Storage di Kantor BRIN (10/3) Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan memanfaatkan mikroalga sebagai sarana untuk menyerap karbon dalam proses Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).
Untuk itu Kepala BRIN Laksana Tri Handoko sudah menandatangani kerja sama penerapan CCUS dengan mikroalga bersama Direktur PT Alam Semesta Integra (ASI) Eddy Setiawan.
"Nah kita akan berupaya memanfaatkan sumber daya alam lokal kita khususnya mikroalga dan kemudian nanti mikroalga itu akan menyerap karbon dioksidanya. Itu akan dioptimalkan, jadi bisa kita gunakan untuk carbon asset, carbon accounting," ujar Handoko dalam sambutannya di Kantor BRIN, Jakarta Pusat pada Senin (10/3).
Dengan adanya teknologi CCUS menggunakan mikroalga, Handoko juga berharap ada berbagai peluang bisnis baru. Handoko juga menyebut BRIN dapat mendukung industri agar kompatibel dengan berbagai peluang baru.
"BRIN tidak hanya riset tapi menjadi enabler bagi industri, bagi ranah-ranah baru semacam CCUS, ini sangat baru," kata Handoko.
Dengan adanya kerja sama penerapan mikroalga untuk CCUS oleh BRIN dan PT ASI, PT XL Axiata Tbk melalui Chief Business Officer PT XL Axiata Tbk, Feby Sallyanto juga membuka peluang untuk mengimplementasikan CCUS dengan mikroalga dalam operasional XL.
Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Kolaborasi Riset PT Alam Semesta Integra dan PRLSDA BRIN di bidang penelitian dan pengembangan teknologi Fotobioreaktor Mikroalga dan Renewable Energy untuk Carbon Capture Utilization Storage di Kantor BRIN (10/3) Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
"Dengan pemanfaatan sumber daya alam mikroalga sebagai penangkap karbon, adopsi teknologi rendah emisi, penerapan solusi berbasis IoT dan AI untuk efisiensi energi, serta memanfaatkan eknologi telekomunikasi digital yang kami miliki, maka kami optimis bahwa industri telekomunikasi dapat berperan aktif mendukung pencapaian target Net zero Emission Nasiona," ujar Feby.
Merespon hal ini, Kepala Badan Riset dan Teknologi (BRITEK) Kadin Ilham Habibie mengungkap Indonesia memang perlu lebih banyak mengadakan kerja sama antara sektor penelitian dan inovasi dengan sektor industri. Menurutnya hal ini sudah banyak terjadi di negara maju sementara Indonesia belum memiliki hal tersebut.
"Semua kalau sektor industri seringkali lebih fokus ke pemasaran, kualitas produk dan sebagainya tapi kalau yang ilmiah seperti ini jarang. Kadin kan bukan institusi yang punya penelitian, kita lebih ke katalisator, fasilitator terkait penelitian seperti ini," ujar putra Presiden Habibie itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar