Dec 31st 2024, 11:35, by Salmah Muslimah, kumparanNEWS
Ketua MUI Cholil Nafis saat menghadiri Wisuda Akbar Standardisasi Dai MUI di Jakarta, Sabtu (30/11/2024). Foto: Dok. Istimewa
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis angkat bicara terkait usulan Kementerian Agama (Kemenag) untuk meliburkan sekolah selama bulan Ramadan.
Cholil menilai perlu adanya pengkajian mengenai produktivitas belajar selama bulan Ramadan sebelum wacana tersebut direalisasikan.
"Kita perlu mengkajinya dengan saksama tentang produktivitas belajar apakah terganggu karena berpuasa," ujar Cholil Nafis kepada kumparan, Selasa (31/12).
Secara terbuka, MUI juga menerima ajakan diskusi bersama Kementerian Agama (Kemenag) untuk membahas usulan tersebut.
"Mengubah libur sekolah dan kenaikan kelas, tentu ini perlu kajian. Jika Kemenag mengajak diskusi MUI, tentu kami siap memberi masukan," jelasnya.
Sejumlah peserta mengikuti kajian kitab kuning pada Pesantren Kilat Ramadhan di Al Muslimun Nurul Islam, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Minggu (26/3/2023). Foto: Makna Zaezar/Antara Foto
Sehari sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar bicara soal wacana pemerintah yang akan meliburkan sekolah selama satu bulan penuh saat bulan Ramadan 2025. Dia menegaskan wacana itu masih akan dibahas lebih lanjut.
"Sebetulnya, warga Kementerian Agama khususnya di pondok pesantren itu sudah libur [saat Ramadan]. Tetapi sekolah-sekolah yang lain juga masih sedang kita wacanakan, tetapi ya nanti tunggulah penyampaian-penyampaian," ujarnya usai acara muhasabah akhir tahun 2024 di Monas, Jakarta Pusat, Senin (30/12) malam.
Ia juga menekankan bahwa libur panjang atau tidak, yang paling penting adalah kualitas ibadah di bulan Ramadan.
"Yang jelas bahwa libur atau tidak libur, sama-sama kita berharap berkualitas ibadahnya. Ramadan itu adalah konsentrasi bagi umat Islam, dan yang non-Muslim, mari kita saling menghargai," ujar Imam Besar Masjid Istiqlal ini.
Kebijakan meliburkan sekolah selama sebulan penuh saat bulan Ramadan pernah diterapkan di era Presiden ke-4 RI, Abdurahman Wahid alias Gus Dur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar