Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan Tehran telah memberi tahu Amerika Serikat (AS) sebelum serangan ke Israel. Dikutip dari AFP, pemberitahuan disampaikan ke AS setelah Iran juga memberikan pemberitahuan 72 jam kepada negara-negara tetangga.
Analis dari New Lines Institute for Strategy and Policy, Nick Heras, mengatakan bahwa serangan Iran pada Sabtu (13/4) "untuk memuaskan kehormatan Iran".
"Eskalasi yang terjadi baru-baru ini di Timur Tengah adalah tentang hubungan AS dan Iran, di mana Israel hanyalah salah satu arena konflik," katanya, Senin (15/4).
Iran telah menyita sebuah kapal kontainer milik Israel sehingga membuat seluruh wilayah dalam keadaan siaga.
Tentara Iran menyatakan serangannya "berhasil" dan Suriah juga mengatakan Iran telah menggunakan "haknya untuk membela diri".
Kepala Staf Angkatan Bersenjata, Mohammad Bagheri, Senin (15/4), mengatakan bahwa "Operasi Janji Jujur Iran mencapai semua tujuannya".
Serangan Iran ke Israel menambah eskalasi konflik di Timur Tengah. Khususnya di tengah Israel yang terus membombardir Gaza selama 6 bulan terakhir.
"Baik kawasan maupun dunia tidak mampu menanggung lebih banyak perang," kata Sekjen PBB Antonio Guterres saat bertemu Dewan Keamanan untuk membahas serangan Iran.
"Timur Tengah berada di ambang kehancuran. Orang-orang di kawasan ini menghadapi bahaya nyata berupa konflik berskala penuh yang menghancurkan. Sekaranglah waktunya untuk mengurangi ketegangan dan eskalasi," ujarnya.
Utusan Khusus Israel untuk PBB, Gilad Erdan, meminta Dewan Keamanan PBB untuk "menerapkan semua kemungkinan sanksi kepada Iran sebelum terlambat" dan "mengutuk Iran atas teror mereka".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar