Mar 17th 2024, 04:38, by Sena Pratama, kumparanOTO
Bila melihat konstruksi desain, helm full face tentu lebih aman dalam meminimalisasi risiko cedera kepala ketika terjadi kecelakaan. Sebab, ia menutup seluruh bagian kepala. Namun, ada sebuah negara yang melarang untuk menggunakan perlengkapan keselamatan tersebut.
Adalah Filipina, tepatnya di Kota San Carlos yang memiliki kebijakan pelarangan bagi pemotor untuk menggunakan helm full face. Otoritas setempat beralasan, itu terkait dengan keamanan yang ada di dalam kotanya, mengutip Visordown.
Alhasil, pengendara motor yang berada di kota tersebut wajib memakai helm half face atau open face yang memperlihatkan wajah si pengendara. Ini untuk menghindari aksi kriminal di sana yang biasa dilakukan oleh pelaku dengan sepeda motornya.
Wali kota San Carlos, Renato Gustilo bilang, penggunaan helm open face hanya sebatas pada area kota saja. Selebihnya, apabila berkendara di luar kota San Carlos, penggunaan helm full face sifatnya adalah wajib.
"Seluruh pengendara sepeda motor termasuk pemboncengnya diwajibkan untuk membuka helm, bagasi, penutup muka ketika melakukan pemeriksaan di pos jaga yang telah tersebar di kota ini," imbuh Gustilo.
Kebijakan tersebut belajar dari kasus yang pernah terjadi di kota tersebut. Pada bulan lalu, terjadi peristiwa pelemparan granat ke tempat ramai. Karenanya, tiga orang terluka dan dua kendaraan rusak parah.
Pihak keamanan kemudian sulit untuk mendeteksi identitas pelaku karena menggunakan helm full face saat melakukan aksinya. Kamera pengawas yang terpasang di daerah tersebut tidak begitu banyak membantu.
"Kami telah melakukan pengamatan dan berkesimpulan bahwa sebagian besar kejahatan dilakukan orang yang memakai helm motor full face untuk menyembunyikan identitasnya," jelas Gustilo.
Karena peraturan baru yang mengharuskan pengendara motor untuk mengenakan helm open face, dibuatlah regulasi baru mengenai batas kecepatan yang boleh dicapai ketika melintasi kota San Carlos yakni maksimal 40 km/jam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar