Asap mengepul dari desa Dhayra setelah penembakan Israel seperti yang digambarkan dari kota Marwahin di Lebanon, dekat perbatasan dengan Israel, Lebanon selatan, Rabu (11/10/2023). Foto: Mohamed Azakir/REUTERS
Serangan Israel menewaskan tiga orang di Lebanon Selatan setelah berakhirnya gencatan senjata antara Israel dengan Hamas. Berakhirnya gencatan senjata mendorong dimulainya kembali permusuhan antara Israel- Hizbullah Lebanon.
Dikutip dari Al Jazeera, Kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran, sekutu Hamas, mengatakan salah satu anggotanya termasuk di antara mereka yang tewas pada hari Jumat (1/12).
Pihak Hizbullah telah melakukan beberapa serangan terhadap militer Israel di perbatasan, mendukung warga Palestina di Gaza.
Israel juga menyerang Lebanon dengan menembakkan artileri. Israel mengeklaim serangan itu dalam upaya menargetkan sel teroris.
Selain itu pihak Israel juga mengatakan bahwa pertahanan udara mereka telah mencegat dua serangan dari Lebanon. Sirine peringatan pun terdengar di beberapa kota Israel utara, saat serangan tersebut terjadi.
Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan bahwa dua orang tewas akibat penembakan Israel di Kota Houla di perbatasan Lebanon dan satu orang tewas di Desa Jebbayn.
Seorang wanita dan putranya yang berusia 35 tahun tewas di Houla, Shakeeb Koteich, kepala dewan kota, mengatakan kepada kantor berita Reuters. Dia menyebut mengatakan keduanya adalah warga sipil. Hizbullah kemudian mengatakan salah satu anggotanya tewas di Houla.
"Sebuah peluru mendarat di dekat rumah, dan peluru kedua menghantam rumah tersebut," kata Koteich.
Asap dan api terlihat setelah penembakan Israel di desa Dhayra, dekat perbatasan dengan Israel, di Lebanon selatan, Rabu (11/10/2023). Foto: Mohamed Azakir/REUTERS
Sejak pecahnya perang Hamas-Israel pada tanggal 7 Oktober, Hizbullah hampir setiap hari melancarkan serangan roket terhadap Israel di perbatasan. Sementara Israel melancarkan serangan udara dan artileri di Lebanon selatan.
Hizbullah mengeluarkan pernyataan yang mengeklaim lima serangan terhadap posisi militer Israel di perbatasan, dengan mengatakan bahwa serangan tersebut untuk mendukung rakyat Palestina yang teguh, dan perlawanannya yang gagah berani serta terhormat.
Politisi senior Hizbullah Hassan Fadlallah sebelumnya mengatakan kelompoknya waspada dan siap setelah gencatan senjata Hamas-Israel berakhir.
"Di Lebanon, kami prihatin menghadapi tantangan ini, waspada, dan selalu siap menghadapi segala kemungkinan dan bahaya apa pun yang mungkin timbul di negara kami," ujarnya.
"Tidak ada yang berpikir bahwa Lebanon telah terhindar dari serangan Zionis atau bahwa apa yang terjadi di Gaza tidak akan mempengaruhi situasi di Lebanon," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar