Oct 29th 2023, 07:05, by Nurul Hidayati, kumparanNEWS
Israel memutus jalur komunikasi dan sebagian besar internet di Jalur Gaza menyusul serangan udara besar-besaran pada Kamis malam hingga Jumat (26-27/10). Hal ini membuat Gaza terputus dari dunia luar.
MER-C Indonesia, lembaga kemanusiaan dan kegawatdaruratan medis yang turut mengelola Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza bagian utara, juga kena dampaknya. Lembaga swadaya masyarakat yang berkantor pusat di Jakarta Pusat ini hilang kontak dengan relawannya.
"MER-C Indonesia hilang kontak dengan relawan MER-C dan staf lokal di Gaza sejak pukul 14.00 WIB, 27 Oktober 2023," ungkap MER-C dalam pernyataan tertulis, dikutip Minggu (29/10).
Pada awal Oktober, MER-C mengumumkan bahwa relawannya yang berada di Gaza ada 5 orang, terdiri dari 3 dokter dan dua engineer.
Tiga dari relawan MER-C di Gaza, Farid Zanzabil, Reza Aldila, dan Fikri, selalu rutin memberi update kondisi di Gaza lewat medsos. Namun, karena komunikasi terputus per 27 Oktober, belum ada kabar terkini dari Gaza yang disampaikan.
Adapun Rumah Sakit Indonesia yang turut dikelola MER-C dibangun murni atas sumbangan masyarakat Indonesia. Pembanguan rumah sakit dimulai pada 2011.
"Relawan kita tetap stay di Gaza. Ini adalah wakil dari rakyat Indonesia, mata telinga rakyat Indonesia," kata Head of Presidium MER-C, dr. Sarbini Abdul Murad pada 10 Oktober silam.
"Bahwa hadiah dari masyarakat Indonesia begitu luar biasa, yaitu RS Indonesia di Gaza yang sangat bermanfaat bagi mereka," lanjutnya.
Rumah Sakit Indonesia pernah kena rudal Israel pada awal Oktober lalu, menewaskan seorang staf lokalnya.
Setelah itu, serangan sering terjadi di sekitar rumah sakit, termasuk dalam serangan udara besar-besaran yang terjadi Kamis malam hingga Jumat (26-27/10).
Rumah Sakit Indonesia beroperasi dengan kondisi seadanya. Ketiadaan bahan bakar untuk membangkitkan listrik membuat rumah sakit gelap gulita pada malam hari. Penerangan dilakukan dengan senter atau dari ponsel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar