Apr 16th 2023, 12:22, by Wisnu Prasetiyo, kumparanNEWS
Eko Pujonarko (45), warga Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) begitu mencintai sepedanya. Tahun ini, Pujo kembali mengayuh sepedanya untuk mudik setelah tertunda 3 Lebaran. Terakhir, Pujo mudik dengan gowes adalah 2019 silam.
"3 kali (Ramadan mudik menggunakan sepeda) enggak kejadian karena jadwal kerjaan dan 2020 susah karena pandemi. 2021 dan 2022 agak repot dengan jadwal kerjaan," kata Pujo dihubungi kumparan melalui sambungan telepon, Minggu (16/4).
Saat wawancara ini dilakukan, Pujo tengah istirahat di sekitar gerbang masuk Cirebon, Jawa Barat. Lantaran gowes sendirian dari kemarin, diperkirakan Pujo baru akan sampai di Sleman pada Rabu (19/4) mendatang.
"Karena saya sendirian malam lebih banyak istirahat," kata pria yang berprofesi sebagai sales itu.
Apa yang berbeda dari 2019?
Selain kali ini mudik tanpa rombongan, Pujo juga menggunakan sepeda lipat anaknya. Hal ini berbeda dengan 2019 silam menggunakan sepeda gunung yang ukurannya lebih besar.
"Ya ini saya mau coba. Ini sepeda anak saya saya coba aja, penasaran aja banyak yang main touring pakai sepeda lipat apa ya saya coba sepeda anak saya, ternyata ya nyaman-nyaman saja ini," katanya.
Sementara soal fisik menurut Pujo tak jadi kendala. Meski sudah 3 Lebaran tak mudik menggunakan sepeda. Pasalnya, selama ini sia rutin sepeda jarak jauh hingga 200 kilometer. Misal saja dari rumah Jakarta ke puncak atau keliling dari Sleman hingga Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.
"Persiapan biasa saja pakaian ganti, perlengkapan sepeda seperti ban serep hingga lampu-lampu," jelasnya.
Lewat Alas Roban
Hal berbeda lainnya adalah Pujo hendak mencoba jalur utara. Jalur ini berbeda dengan jalur tengah yang dia tempuh pada 2019 silam.
"Saya kali ini pengin lewat Semarang karena dari awal pingin nyoba belum kelakon (tercapai) ini rencananya mau lewat Semarang," ceritanya.
"Alas Roban iya lalu masuk Semarang Bawen terus Magelang ke Jogja. Kalau kemarin jalurnya tengah," katanya.
Ada kepuasan pada diri Pujo ketika berhasil melahap tantangan baru. "Alasannya ya cuma karena senang pit-pitan saja. Saya seneng dolan jadi kalau naik sepeda jarak jauh itu rasanya marem puas cuma itu saja sih," katanya.
Bekerja di Tengah Mudik
Selain tantangan jalan, tantangan pekerjaan juga masih dihadapi oleh Pujo. Meski tak sesibuk tahun sebelumnya, Pujo mesti tetap ikut rapat pada Senin esok. Oleh karenanya, dia tetap membawa laptop saat gowes.
"Besok Senin juga masih meeting dua kali mau nggak mau ikut meetingnya di jalan. Paling cari minimarket untuk tempat buka laptop," katanya.
Sementara untuk ibadah puasa, Pujo mengaku satu kali batal yaitu pada hari ini. "Kemarin alhamdulillah masih lancar tapi ini tadi di Indramayu panas banget di pertigaan celeng nggak kuat akhirinya jebol tadi," katanya.
Baginya tantangan mudik gowes sendirian yang paling berat adalah di mental dan emosi. Di sini dai harus melatih kesabarannya sendirian.
Pada 2019 silam, kumparan sempat mewawancarai Pujo ketika sampai di rumah. Dia menempuh 560 kilometer Jakarta-Sleman dengan total 84 jam perjalanan dan 38 jam mengayuh sepeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar