Insiden kericuhan yang menewaskan satu orang narapidana dan melukai lebih dari 60 orang lainnya penjara terjadi di Pathein, Myanmar, terjadi pada Sabtu (7/1). Para napi kabur dari dalam sel mereka dan menyerang petugas.
Dikutip dari AFP, kerusuhan terjadi di penjara di Pathein. Bermula saat seorang penjaga merampas ponsel dari narapidana dan menghukumnya atas tindakan indisipliner, Kamis (5/1).
Kemudian, sekitar 70 tahanan keluar diri dari sel mereka dan merusak properti pada Jumat (6/1) pagi. Tahanan menggunakan tongkat, batu bata dan potongan semen untuk menyerang petugas keamanan.
Pihak berwenang mencoba untuk mengendalikan situasi tetapi negosiasi gagal dan mereka menggunakan kekerasan. "Pihak berwenang menembakkan senjata untuk membubarkan massa dan mengendalikan kerusuhan," kata pernyataan otoritas Myanmar.
Satu orang narapidana tewas dalam peristiwa tersebut. 63 narapidana, dua polisi dan sembilan orang penjaga tahanan terluka. Media lokal menyebut yang tewas merupakan tahanan politik, atas tuduhan terorisme.
Pekan lalu, junta Myanmar mengumumkan akan membebaskan lebih dari 7.000 tahanan untuk memperingati 75 tahun kemerdekaan Myanmar dari Inggris.
Lebih dari 2.700 orang tewas sejak militer merebut kekuasaan dan lebih dari 13.000 orang ditahan sebagai bagian dari tindakan keras terhadap perbedaan pendapat.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi digulingkan dalam kudeta militer pada Februari 2021, mengakhiri periode singkat demokrasi negara Asia Tenggara itu.
Pada Juli tahun lalu rezim mengeksekusi empat tahanan termasuk mantan anggota parlemen Phyo Zeya Thaw dan aktivis demokrasi Kyaw Min Yu -- lebih dikenal sebagai "Jimmy".
Itu adalah penggunaan pertama hukuman mati oleh negara Myanmar dalam sekitar 30 tahun dan memicu kecaman di seluruh dunia. Human Rights Watch mengatakan penjara Myanmar terkenal dengan kondisi yang keras dan dugaan penggunaan penyiksaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar